Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Sopir Truk Sering Kena Pungli, Ulah Oknum Preman Sampai Dishub, Aptrindo: Digrebeknya Kalau Viral

Ignatius Ferdian - Sabtu, 12 Oktober 2019 | 19:00 WIB
Video aksi pungli di  Jalan tol arah Palembang tepatnya di Jembatan Kali Sodong Mesuji, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, (28/9/2019).
IG : tantee_reempong_oficiall
Video aksi pungli di Jalan tol arah Palembang tepatnya di Jembatan Kali Sodong Mesuji, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, (28/9/2019).

Otomotifnet.com - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) akui banyak sopir masih mengeluhkan pungli yang kerap dilakukan preman, oknum petugas kepolisian hingga petugas dinas perhubungan.

"Kalau lihat keluhan teman-teman masih banyak pungli, sebenarnya kalau kita bicara soal pungli ada dua hal."

"Pertama, kalau truk overload sudah tahu melanggar saat melintas terus dia (sopir) memberi sejumlah uang," ujar Wakil Ketua Aptrindo, Kyatmaja Lookman di Jakarta (12/10).

"Nah itu terjadi karena masih tinggi angka pelanggaran lalu lintas di Indonesia dimana 70-80 masih over," sambungnya.

(Baca Juga: Honda Brio Dicegat Polisi, Pelat Diganti Palsu, Pinjam Tapi Lebihi Deadline)

Ia menyatakan, pemberantasan pungli di jalan raya terhadap sopir truk pengangkut barang masih terus dilakukan

Bahkan, sebelumnya para sopir pernah mengadu ke Presiden Joko Widodo pada Mei 2018 lalu.

"Belum ada terobosan, karena sifatnya kagetan kalau sudah viral baru digrebek. Jadi sampai sekarang tidak ada perubahan," ungkap Kyatmaja lagi.

"Sebenarnya dari dulu kita sudah bekerja sama dengan kepolisian tapi sepertinya sibuk terus, jadi kita binggung," katanya.

(Baca Juga: Tol Demak-Tuban Dapat Lampu Hijau, Terhubung Dari Semarang Hingga Surabaya!)

Ia juga mendesak supaya siapapun pelaku pungli dan pemalakan terhadap sopir truk ditangkap dan kandangkan, serta usut sindikat yang membekingi kegiatan pungli tanpa pandang bulu.

Pungutan liar di jembatan timbang terjadi jika truk barang melebihi kapasitas yang ditentukan di daerah itu.

Selama ini, menurutnya, truk yang dinilai tidak melebihi muatan di satu jembatan timbang kerap dinilai melebihi muatan di tempat lainnya.

"Dibanding daerah lain seperti Sumatera, itu biasanya masyarakat yang menjadi preman dengan meminta uang sambil menunggu di jembatan timbang," beber Kyatmaja.

"Dengan alasan akan lolos jika memberikan mereka sejumlah uang. Bahkan di Bengkulu saja ada masyarakat yang merusak jalan agar truknya di derek."

"Bahkan di Tanjung Priuk saja ada yang menjual harga minuman kemasan Rp 50 ribu, parahnya lagi bahkan ada yang mengambil aki hingga ban cadangan," tuturnya.

Editor : Panji Nugraha
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa