Otomotifnet.com - Engine swap atau tukar mesin sudah jadi salah satu pilihan buat yang ingin meningkatkan performa.
Tapi yang masih jadi pertanyaan, bagaimana soal hukum dan legalitas engine swap ini?
Karena memasukkan unit mesin baru ke dalam ruang mesin yang tentunya mengubah nomor mesin kendaraan.
Kasubdit Standarisasi Cegah dan Tindak Ditkamsel Korlantas Polri Komisaris Besar Polisi Kingkin Winisuda menegaskan bahwa modifikasi tersebut boleh dilakukan jika melalui beberapa prosedur.
(Baca Juga: Volvo S80 Punya Satu Penyakit Bikin Bengkel Spesialis Angkat Tangan)
"Boleh asal sesuai dengan prosedur, aturan dan ketentuan yang berlaku, seperti ubah bentuk, ganti mesin dan ganti warna," tukas AKBP Kingkin.
Beberapa waktu lalu tim pernah berbincang dengan AKBP Arsal Sahban yang sekarang menjabat sebagai Wakapolresta Bogor.
Arsal menyatakan, jika seseorang menganti mesin tanpa izin dari pemilik mobil bisa dikenakan hukuman.
"Iya harus ada izin dong, apalagi kalau sudah mengubah semua, ganti warna saja harus ada syarat-syaratnya apalagi ini mesin, sudah pasti jelas ganti nomor rangka dan mesin akan berubah seperti di STNK," katanya lagi.
(Baca Juga: Mika Lampu Kusam Dan Menguning Bisa Dicegah, Cuma Siapin Karet, Langsung Tuntas)
Jadi sebetulnya mengganti mesin mobil termasuk modifikasi yang legal untuk dilakukan.
Namun tetap harus ada proses pendataan ke pihak yang berwenang setelah melakukan engine swap.
Nah sudah tenang kan kalau mau melakukan engine swap? Tapi sebelum melakukan itu, ada beberapa hal yang harus dicatat.
Yang pertama tentu saja kesiapan dana sebelum melakukan proses tersebut.
(Baca Juga: Honda Freed 'Ngaco', Klakson Bunyi Hingga Tuas Transmisi Macet, Habis Pasang Kaca Film?)
"Biaya engine swap memang tidak murah, untuk jasanya saja berkisar di Rp 15-30 jutaan. Untuk harga mesinnya lebih beragam, ada yang belasan juta bahkan hingga ratusan juta," ujar Mashadi, Manager Bengkel Exclusive Auto Garage di Tebet, Jakarta Selatan.
Di luar jasa dan mesinnya sendiri, Anda perlu menyiapkan dana lebih jika ada hal-hal yang harus dibeli atau dibuat sendiri dalam proses engine swap tersebut.
Yang kedua adalah pilihan mesin yang hendak dicangkokkan ke dalam ruang mesin mobil Anda.
"Untuk memilih mesin harus tahu dulu tujuan awalnya apa. Sekadar meremajakan dengan mesin yang lebih muda, atau butuh tenaga yang lebih besar? Lalu dilihat mesinnya cukup atau tidak ke dalam ruang mesin mobilnya," ungkap pria penghobi drifting ini.
(Baca Juga: Kunci Kontak Bisa Diubah Jadi Lipat, Biaya Enggak Sampai Rp 1 Juta)
Setelah pilihan mesin sudah ditentukkan fokus ubahan baru ditujukan ke mounting mesin dan transmisi, pilihan girboks, ECU, dan kopelnya apabila mobil tersebut RWD (rear wheel drive) atau AWD (all wheel drive).
"Untuk mounting ada beberapa kombinasi mobil dan mesin yang tidak perlu banyak ubahan. Contohnya BMW, atau Honda Civic ke mesin B series," ujar Mashadi.
Sedangkan untuk ECU biasanya dapat menggunakan ECU bawaan mesin yang hendak dicangkokkan.
Namun ada beberapa yang tidak bisa digunakkan dan harus mengaplikasikan ECU standalone aftermarket.
(Baca Juga: Kunci Kontak Bisa Diubah Jadi Lipat, Biaya Enggak Sampai Rp 1 Juta)
"Kalau untuk girboks dan kopel biasanya sih selalu ada yang bisa dikawinkan atau diakali untuk masuk ke kombinasi mobil dan mesin barunya," ujarnya.
Tentu saja setiap modifikasi ada plus dan minusnya, tak terkecuali proses engine swap."Kalau plus, secara umum biasanya customer mengganti mesin bawaan dengan mesin yang lebih besar. Jadi keunggulan pertama pastinya tarikan mobil jadi lebih bertenaga," tukasnya.
Selain penggantian unit mesin dengan yang lebih besar, ada juga beberapa praktek engine swap yang sekadar meremajakan mesin dengan yang lebih muda.
"Mesin lebih muda jadi tak terlalu sering rewel. Spare parts pun lebih banyak tersedia karena mesinnya masih relevan di bengkel resmi," ungkap Mashadi.
(Baca Juga: Fuel Pump Rewel Sampai Mesin Mogok, Hindari Kebiasaan Biarkan Tangki Bensin Nyaris Kosong)
Namun, setiap proses engine swap tak selamanya mulus dan lancar-lancar saja.
"Kalau bicara minus yang pertama adalah di proses trial and error si mesin barunya. Ada kemungkinan harus ganti ini, atau ganti itu. Jadi makan dana," sebut pria ramah tersebut.
"Lalu kalau beli mesinnya seken, kan enggak ketahuan tuh kondisi mesinnya. Harus kita belah dulu. Kalau tahunya bermasalah entah pernah kena banjir atau gimana, ya rugi kan beli mesinnya," tambahnya.
Bicara soal pasca proses engine swap, Mashadi meyakini apabila semua rangkaian dan komponen berjalan dengan baik, mobil masih bisa tetap nyaman dan bekerja tanpa masalah.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR