Otomotifnet.com - Penyesuaian tarif sejumlah tol ditunda Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.
Akibatnya Asosiasi Tol Indonesia (ATI) 'teriak' menolak penundaan tersebut.
Sekretaris Jenderal ATI, Kris Ade Sudiyono berpendapat penundaan penyesuaian tarif tol dapat mengganggu kepastian usaha.
Padahal, saat ini bisnis jalan tol sudah mengarah ke industri infrastruktur yang menjadi tujuan investasi.
(Baca Juga: Tarif Tol Pekanbaru-Dumai Lebih Murah Dari Trans Jawa, Dipatok Rp 900 Per Km)
Jika iklim investasi membaik, akan semakin mengokohkan kepastian usaha.
Terlebih dengan dukungan deregulasi yang kian ramah investasi atau investor-friendly.
"Apresiasi dan konsistensi penghargaan atas hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pemerintah sebagai regulator, maupun Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebagai investor adalah kunci utamanya," tutur Kris, (11/3/20).
Oleh karena itu, Kris menegaskan, gagasan pemikiran maupun inisiatif yang mengganggu kepastian usaha, termasuk penundaan tarif, seharusnya dhindari.
Dari pengalaman yang ada, isu ini sangat sensitif bagi para pelaku usaha (BUJT), apalagi bagi para investor luar negeri.
Sebelumnya diberitakan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono memutuskan untuk menunda penyesuaian atau kenaikan tarif tiga ruas tol karena kondisi perekonomian belum stabil.
"Saya kira ini masih kondisi ekonominya juga lagi enggak normal, jadi jangan di-treat sebagai kondisi normal," terang Basuki, (11/3/20).
"Kalaupun sudah waktunya (tarif tol) naik, saya akan hold dulu," kata Basuki.
(Baca Juga: Tarif Tol Dalam Kota Naik, Komunitas Mobil Protes, Infrastruktur Buruk Jadi Sorotan)
Basuki menilai, kondisi perekonomian baik Nasional maupun Global, saat ini tidak kondusif.
Hal ini, salah satunya merupakan dampak meluasnya wabah virus Corona atau Covid-19 di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Bank Indonesia pun telah merevisi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi lebih rendah yaitu pada kisaran 5,0-5,4 persen dari sebelumnya 5,1-5,5 persen.
Kondisi tersebut, menurut Dia, harus dianggap sebagai kondisi yang tidak normal.
Sehingga tarif tol yang seharusnya dilakukan penyesuaian harus ditunda dulu.
"Kita lihat, kalau itu memang sudah waktunya. Tapi kalau masih dalam kondisi tidak normal begini akan ambli kebijakan," imbuh Basuki.
Ada pun PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah mengusulkan ke BPJT untuk menyesuaiakn tarif tiga ruas tol dalam waktu dekat.
Ketiga ruas tol tersebut yakni Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa sepanjang 34,4 kilomter, lalu Tol Surabaya-Gempol sepanjang 45 kilometer, dan Tol Palimanan-Kanci 26 kilometer.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Asosiasi Tol Indonesia Tolak Penundaan Kenaikan Tarif
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR