Otomotifnet.com - Selasa (19 Mei 2020) PT NGK Busi Indonesia resmi meluncurkan busi NGK G-Power LKAR6AGP untuk mesin berkode NR.
Seperti kita ketahui, mesin berkode NR ini seperti yang diusung Toyota Avanza, Rush, Yaris, Vios, Sienta, Agya, Calya dan Daihatsu Xenia, Terios, Ayla serta Sigra.
"Sebenarnya NGK sudah ngeluarin busi untuk mesin NR, kodenya DF6H11B,"
"Tapi kelasnya premium, harga satu buah busi ini bisa Rp 200 ribuan," beber Diko Octaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.
Baca Juga: NGK Luncurkan Busi Terbaru, Khusus Mesin Tipe NR, Harga Lebih Murah dari OEM
Wew.. kalau dikali 4 silinder, artinya bisa nyampe Rp 800 ribuan sekali ganti busi, hehehe..
Tak heran bila banyak pemilik mobil bermesin NR yang 'teriak' saat harus ganti busi ketika servis rutin.
"Makanya kami luncurkan NGK G-Power LKAR6AGP ini, karena needs market tadi," jelas Diko.
Namun meski dibanderol lebih murah 50% dari busi OEM yang ada sekarang, kata Diko secara kinerja busi baru ini diklaim sebelas dua belas dengan busi premium mereka tadi.
Hal itu karena busi NGK G-Power LKAR6AGP ini tetap menggunakan material logam mulia.
"Ia pakai single platinum pada center electroda-nya," tambah pria murah senyum ini.
Sementara yang DF6H11B, "Pakai logam mulia ganda, bawahnya (center electrode, red) iridium, atasnya (ground electroda) platinum," terangnya lagi.
Saat ditanya kenapa NGK tidak mengeluarkan busi standar berbahan nickel, yang dari sisi harga lebih murah lagi dari busi iridium maupun platinum untuk mesin NR.
Baca Juga: Di Rumah Aja Bisa Cek Busi Sendiri, Enggak Perlu Ribet, Ini Caranya
"Gak sebanding dengan busi OEM dari kompetitor yang sudah iridium. Selain itu, tipe engine NR gak cocok buat nickel grade," jelas Diko lagi.
Tidak cocoknya busi berbahan nickel untuk mesin NR, kata Diko lantaran mesin ini punya rasio kompresi yang cukup tinggi.
Semakin tingginya rasio kompresi, akan membuat suhu ruang bakar jadi semakin tinggi pula.
Nah, meterial nickel ini biasanya cepat 'kalah' oleh suhu tinggi, sehingga berisiko membuat loncatan api jadi kurang fokus.
Efeknya, dapat membuat performa mesin dan efisiensi bahan bakar jadi tidak optimal.
Oh iya, meski pada bagian ground electrode dari busi terbaru NGK ini tidak menggunakan material logam mulia.
Namun karena didesain berbentuk trapesium, efeknya membuat lincatan api bisa tetap fokus dan presisi.
Selain itu, juga membuat pembakaran lebih cepat terjadi di bagian inti api.
Baca Juga: Usia Busi Belum 20.000 Km, Tapi Kalau Lihat Tanda Ini Segera Ganti!
NGK juga mengklaim kalau G-Power LKAR6AGP ini mampu mengurangi efek quenching.
Atau hambatan pertumbuhan inti api, yang biasanya terjadi pada busi kendaraan bermotor.
Sipnya lagi, busi ini memiliki sistem pembersihan secara otomatis, sehingga tidak akan terjadi carbon fouling atau penumpukan karbon.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR