Otomotifnet.com - Sekilas melihat sosok Jip Auverland A3 4x4 yang satu ini, mungkin ada yang menilai kurang bagus secara desain atau maupun estetika.
Namun berbeda dengan penglihatan Much. Hardjanto, yang punya julukan “The Junggle Man”.
Sebagai seorang off-roader senior yang jiwa petualangnya sudah medarah daging, tentu yang dilihat adalah sosok kendaraan yang punya kemampuan dapat menjangkau di segala medan.
Bagi Hardjanto, Jip buatan Perancis yang kalau dilihat sekilas dari depan sampai belakang serba kotak ini, secara fungsi, kekuatan maupun kenyamanan, dapat diandalkan buat melakukan kegiatan off-road berat.
Makanya pria yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pengawas IOF Pusat, tertarik meminangnya.
Kebetulan juga ia tengah mencari tunggangan yang bisa diandalkan di segala medan, untuk kegiatan sosial kemanusiaan.
Yuk, langsung saja kita bedah satu-satu apa saja yang sudah diubah ataupun yang masih dipertahankan pada Auverland A3 berpenggerak 4x4 keluaran 1995 ini!
KAKI-KAKI
Sekadar info, Auverland A3 ini sebetulnya dibangun untuk kendaraan militer negara Perancis.
Perusahaan yang bernama Panhard, dipercaya untuk mengembangkan kendaraan militer, salah satunya Auverland A3.
Kabarnya juga selain dipakai militer, sempat akan dijual versi sipilnya, tapi akhirnya dibatalkan.
“Yang paling saya suka dari mobil ini adalah suspensinya. Mungkin karena memang diperuntukan untuk militer, jadi memang fokus utamanya di kaki-kaki,” jelas Ki Lurah Off-road, panggilan beken Hardjanto.
Makaknya oleh Hardjanto, kaki-kaki masih dipertahankan aslinya, karena dianggap sudah mumpuni.
Sistem suspensi model spiral depan-belakang, dengan gardan rigid mirip kaki-kaki Jip Mercy.
Peleknya pakai model besi, dipadu ban 33 keluaran Savero Komodo MT.
“Saat dipakai berpetualang untuk kegiatan social, bantingan suspensi terasa sangat nyaman, enggak mental-mentul,” aku Hardjanto.
MESIN
Waktu meminang Auverland ini dari pihak militer Indonesia, kondisi mesin sudah tidak layak pakai.
O iya, Auverland ini ‘menggendong’ mesin diesel buatan Peugeot dengan kode XUD.
“Karena kondisi mesinnya sudah gak bagus, akhirnya saya copot. Apalagi suku cadangnya susah dicari. Kalau piston atau metal rusak, pusing lah saya, hehehe..,” tuturnya.
Jalan satu-satunya, lanjut Hardjanto, dilakukan proses engine swap.
Dipilih lah mesin Taft GT Diesel berkapasitas 2.765 cc, dengan kode DL41.
“Agar mesin ini lebih enteng memutar roda dengan ban besar, saya kawinkan dengan girboks transmisi milik Daihatsu Delta,” beber Ki Lurah.
Hasilnya mantap jiwa! Saat diuji bawa banyak orang dan barang di trek off-road, tenaga mesin terasa badak.
INTERIOR
Masuk ke kabin, beberapa bagian terlihat masih asli, antara lain dasbor, jok dan setir.
“Tapi jok belakangnya sudah saya ubah. Kemudian kabin belakang saya lepas penutup atas model canvas top, agar mudah saat diangkat atau dinaikkan ketika mengangkut orang pada waktu bencana alam, kecelakaan di pantai dan lain-lain,” beber pria yang punya hobi nyanyi ini.
EKSTERIOR
Di Indonesia, Auverland A3 yang ada memiliki bentuk pick up atau jip canvas.
Sebenarnya ada juga varian hard top sampai armored vehicle yang bentuknya mirip panser.
Di era ’90-an, yang memakai Auverland A3 ini hanya Marinir dan Dishub untuk kendaraan operasional.
“Untuk bagian wajahnya, saya hanya mengubah bagian bumper dan lampu depannya, alias sudah tidak orisinil lagi.
Begitu pula dengan bumper belakang, dicustom dari plat besi. Sementara bodi lainnya tetap masih aslinya,” terang pria ramah ini.
Spesifikasi
Mesin Taft GT DL41 1.765cc
Trasnmisi Daihatsu Delta
Kaki kaki & Suspensi Pelek Besi ring 10 inchi
Ban Savero Komodo MT33
Suspensi Spiral depan belakang
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR