Otomotifnet.com – Kalau ada yang berpikiran foto di atas adalah Mitsubishi Lancer Evolution IX, berarti sudah tertipu.
Itu bukan Evo IX, tapi Mitsubishi Lancer Cedia keluaran 2003.
Ini jadi salah satu contoh modifikasi yang benar-benar dipikirkan sejak awal.
Sebelum melakukan modifikasi, Ade Rahmat yang meracik sudah lebih dulu mengumpulkan barang-barang punya Mitsubishi Lancer Evolution IX.
“Kita memang sudah mengincar mau melakukan modifikasi. Membangun mobil jadi Mitsubishi Evo IX,” sebut Ade Rahmat, pemilik bengkel ARP Motor Sport di Cipayung, Jaktim ini.
Baca Juga: Mitsubishi Lancer Evo 8, Pelek Hasil Tempa, Mesin Kena Doping
Pemilihan Lancer Cedia karena punya banyak kesamaan dengan Mitsubishi Lancer Evo IX.
Beli mobilnya juga enggak terlalu mahal. Jadi sangat pas untuk convert ke Evo IX.
Mesin standar punya Cedia sudah pasti diturunkan. Gantinya dinaikkan mesin asli Evo IX, 4G63T.
Merasa tidak cukup hanya dengan kondisi standar, mesin di-upgrade lagi dengan berbagai komponen peningkat performa.
“Mesin stroker kit juga jadi 2.400 cc. Bukan cuma cari mesin besar, tapi justru ngejar power band mobil. Jadi tenaganya ada terus dari bawah,” seru Ade yang sudah sejak lama senang mesin turbo.
Ini dilakukan lewat penggantian piston ukuran 86 mm keluaran Wiseco. Supaya kuat, conrod dipilih keluaran AMS.
Internal mesin lainnya juga tak kalah. Seperti penggunaan camshaft Cosworth 280 derajat. Kem ‘tinggi’ ini yang membuat suara mesin ‘brejet’.
Selain itu, turbo standar bawaan mesin juga diganti. Pakai Greedy T67 yang punya dimensi lebih besar dibanding standar. Dari ubahan ini, tenaga mesin melonjak jadi 400 hp.
Convert yang dilakukan juga pada sistem kaki-kaki dan sebagian bodi. Sistem four wheel drive bawaan Evo IX juga nemplok dengan baik di Cedia ini.
“Semua tinggal pasang. Enggak ada ubahan banyak karena dimensinya memang sama,” jelas Ade.
Menariknya, sebelum seluruh proses selesai, kepemilikan mobil convert ini sudah pindah. Sebelumnya di Ade, akhirnya pindah ke Muhammad Ihsan, pemilik toko bangunan di Padang, Sumbar.
“Evo IX memang incaran saya sejak kecil, jadi mobil impian. Tapi karena unit aslinya agak susah dan mahal, akhirnya kita convert saja. Kebetulan Ade bisa bantu,” sebut Ihsan, panggilannya.
Setelah mobil selesai, mobil langsung kirim dari Jakarta ke Padang. Sayangnya, pria berusia 23 tahun itu belum bisa nyoba.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR