Otomotifnet.com - Bentuk bodinya menyontek langsung Jeep Compass. Tapi, alih-alih gagah, mobil balap ini justru terlihat seksi karena bentuknya yang pipih.
Meski terlihat seksi, performa yang dikeluarkan justru sangat galak dan sangar. Berkebalikan antara performa di lintasan dengan lekuk tubuhnya.
Saat mesin dinyalakan, suaranya langsung menggelegar memecah kesunyian. Siapapun akan menoleh ke sumber suara dan mencari tahu keberadaannya.
Baca Juga: Jeep Grand Cherokee Bekas, SUV Gagah Asal Amerika, Dibanderol Rp 128 Jutaan
TB Adhi, dipercaya mengawal mobil milik tim BMB Motorsport asal Kalimantan ini.
Mobil berbasis tubular ini punya isi dan racikan yang tidak umum. Semua penuh perhitungan matang. Hasil kolaborasi antara konsultasi TB Adhi dengan Rayce, peracik mobil.
MESIN
Ini jadi salah satu titik kekuatan mobil. Ketika pertama kali dibeli memang sudah menggunakan mesin V8 tapi masih standar. Modifikasi yang dilakukan belum terlalu banyak dan heboh.
Atas banyak pertimbangan, akhirnya dipesan race engine yang dikeluarkan oleh CBM.
Mesin tersebut V8 LS3 427 cu berkapasitas 7000 cc. Tentu bukan tanpa alasan TB, panggilannya bersama tim memilih race engine ini.
“Dia punya cooling system yang sangat baik untuk di saluran blok mesin dan juga kepala silinder. Sehingga, mesin akan lebih awet, karena pasti akan ‘bekerja’ di titik limit atas. Kalau cooling system tidak bagus, sebentar saja mesin hancur,” ucap TB.
Mesin ini juga didukung pelumasan oli yang maksimal. Pakai sistem dry sump.
Keunggulannya, bak oli atau karter bisa berbentuk flat sehingga tidak mengganggu bagian kolong mobil.
Jauh terhindar dari benturan benda-benda keras atau permukaan trek ketika mendarat setelah jumping.
Dengan dry sump ini juga pelumasan bisa maksimal. Sebelum mesin dihidupkan, oli sudah ada yang melumasi bagian-bagian penting.
Ini penting, karena menggunakan race engine yang pasti lebih sensitif dibanding mesin biasa.
Mengenai tenaga yang dihasilkan, sekitar 800 hp terukur di mesin. Tentu sampai di roda akan berkurang karena melalui transmisi, kopel dan gardan.
Sedangkan sebagai otak dari mesin, menggunakan ECU MoTeC M84. Dengan perangkat ini cukup banyak yang bisa dikontrol dan bisa terpantau.
O iya, mesin berada di belakangnya driver dan navigator.
Bagaimana konsumsi bahan bakarnya? Aduhai deh, 3 liter untuk 1 kilometer. Hmmm
PEMINDAH DAYA
Untuk meneruskan tenaga sebesar 800 hp dari mesin ke roda tentu butuh komponen pemindah daya yang spesial. Gearbox dipilih keluaran Powerglide dua percepatan maju dan satu mundur.
Ini merupakan salah satu transmisi otomatis yang kuat dan teruji. Dengan penggunaan manual valve body supaya bisa lebih maksimal.
Kenapa menggunakan manual valve body? “Supaya perpindahan giginya bisa sesuai keinginan kita. Jadi, seluruh tenaga mesin tersalur ke roda secara sempurna,” sebutnya.
O iya, jangan bayangkan transmisi otomatisnya sama seperti mobil harian ya. Karena jauh berbeda.
Setelah transmisi, pemindah daya lainnya ada di gardan. Untuk depan pakai Fortin IFS 35 spline dengan rasio 3,88.
Untuk belakang pakai Dynatrack 40 spline dengan sistem spool diffential.
Sistem ini dirasakan lebih maksimal untuk menghasilkan traksi.
Baca Juga: Jeep Wrangler Tak Mau Pamer, Luar Tampil Kalem, Mesin Toyota Supra Sembunyi
Karena dengan power mesin yang besar, pasti butuh daya putar ke roda yang juga besar. Kalau tidak, tenaga besar itu justru tidak berguna dan bisa merusak komponen lainnya.
Pemilihan mengenai komponen-komponen tersebut karena sudah teruji di ajang Lucas Oil Championship di Amerika Serikat. Event tersebut hampir sama dengan speed off-road di Indonesia tapi jauh lebih kencang dengan trek yang juga jauh lebih lebar.
SUSPENSI
Untuk suspensi, masih bawaan mobil. Menggunakan Fox coilover dengan sistem bypass, baik untuk depan maupun belakang.
Pembedanya, adalah travel suspensi yang dipakai. Bagian depan punya travel 14 inci dan belakang 18 inci.
Ini berguna ketika mobil melakukan akselerasi dan juga saat mendarat.
Saat akselerasi, bagian belakang cenderung lebih tertekan, sehingga dengan travel yang panjang bisa menyamai travel depan.
RODA dan REM
Jika dilihat, Jeep Compass tubular ini berkesan pipih. Gagahnya karena penggunaan lingkar roda yang sangat besar.
Peleknya keluaran Method Wheels ukuran 17 inci. Sedangkan bannya Mickey Thompson berukuran 35 inci dengan lebar 12,5 inci.
Karena mesin sudah punya tenaga yang beringas, suspensi racikan balap dengan ban yang juga khusus, berarti rem juga harus mumpuni.
Bisa dibayangkan jika rem tidak mumpuni, tenaga besar justru akan jadi bumerang dan berbahaya bagi siapapun.
Untuk itu, rem pakai brembo di empat titiknya. Depan yang 6 pot (piston), belakang cukup 4. Disebabkan, kinerja rem akan jauh lebih berat di bagian depan dibanding belakang.
DATA SPESIFIKASI :
Mesin : V8 LS3 7000 cc, CBM Race engine
ECU : MoTeC M84
Oli : Dry sump
Gearbox : Powerglide 2 percepatan
Manual valve body : Reid
Transfer Case : SCS, rasio 1,370
Gardan Depan : Fortin IFS 35 spline, rasio 3,88
Gardan Belakang : Dynatrack 40 spline
Rem Depan : Brembo 6 pot
Rem Belakang : Brembo 4 pot
Kelistrikan : MoTeC PDM 15
Dash Display : MoTeC C125
Safety Belt : Scrotch
Jok : NR-G
Pelek : Method Wheels
Ban : Mickey Thompson
Bahan Bakar : Racing fuel VP Q16
Konsumsi : 3 liter untuk 1 kilometer
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR