Sehingga tak heran jika mahalnya perbaikan transmisi CVT, manjadi momok bagi pemilik mobil dengan transmisi CVT.
Padahal, banyak produsen mobil yang memilih menggunakan transmisi CVT, seperti Honda Jazz, Freed, CR-V, Nissan Livina dan X-Trail hingga Datsun Go.
“Kerusakan parah pada transmisi CVT cukup jarang terjadi, mungkin hanya pada kasus tertentu saja, selebihnya aman-aman saja,”
“Tentunya jika dirawat dengan baik, transmisi CVT bisa awet dan bebas masalah,” ujar Yulian Karfili, Public Relation Manager PT Honda Prospect Motor.
Langkah terbaik bagi pemilik mobil dengan transmisi CVT adalah dengan memperhatikan perawatan berkala.
Perlu dicermati juga, bahwa pelumas transmisi CVT berbeda dengan pelumas transmisi otomatis konvensional.
CVT menggunakan CVT Fluid, sedangkan transmisi otomatis konvensional pakai Automatic transmission Fluid atau ATF.
Hal tersebut dikarenakan pelumas CVT memiliki spesifikasi dan aditif tertentu untuk mendukung kinerjanya, sehingga tidak disarankan menggunakan pelumas transmisi otomatis konvensional untuk CVT.
”Karena akan mengganggu kinerja komponen internal CVT. Jadi, jangan sampai salah beli,” tambah Hermas yang juga menyarankan penggantian pelumas CVT setiap 40 ribu sampai 50 ribu kilometer.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR