Pada jalan dengan kondisi kasar tersebut, entakan roda tadi tidak terlalu berasa di dalam kabin.
Hal tersebut berkat racikan konstruksi kaki-kakinya yang menggunakan MacPherson strut di bagian depan dan torsion beam axle di belakang.
Memang untuk konstruksi kaki belakang masih terkesan konvensional, namun tidak mengurangi kehandalan manuver CX-30.
Melewati jalan berliku di Puncak, Jawa barat, tidak jadi kendala walau bantingan suspensinya lembut dan ground clearance cukup tinggi di angka 180 mm.
![All New Mazda CX-30 GT saat diajak mendaki di kawasan perbukitan di Jawa Barat.](https://imgx.gridoto.com/crop/72x17:576x356/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otomotifnet.png,5,5,60)/photo/2020/06/22/909263044.jpeg)
Buktinya, manuvernya tetap presisi dan tidak terasa limbung.
Pastinya ini berkat dukungan Dynamic Stability Control (DSC) dan Traction Control System (TCS) yang membuat CX-30 tetap terkendali.
Teknologi memang banyak mengambil peran pada CX-30 dalam hal handling.
Handling tidak hanya soal seberapa stabil mobil menikung atau melaju kencang, dalam pengereman pun termasuk dalam konteks handling.
![Menikmati pemandangan atau udara sejuk pegunungan, bisa manfaatkan fitur sunroof yang telah disediakan.](https://imgx.gridoto.com/crop/11x5:593x387/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otomotifnet.png,5,5,60)/photo/2020/06/22/2179203070.jpg)
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR