Otomotifnet.com - Big bike bergaya retro dengan harga di bawah Rp 100 juta tergolong langka, sangat jarang ditemukan.
Makanya PT MForce Indonesia, selaku APM SM Sport, memasarkan model SM3.
SM3 merupakan besutan bergaya retro bermesin 400 cc 2 silinder segaris dan dijual hanya Rp 88,6 juta OTR Jakarta. Cukup terjangkau kan?
Penasaran bagaimana karakter motor yang dipasarkan di Indonesia secara CKD dengan pabrik perakitan di Cikarang, Bekasi, Jabar ini? Yuk simak hasil lengkap tesnya.
Baca Juga: Mau Beli SYM dan SM Sport? Ini Alamat Dealernya di Beberapa Kota
Desain
Tergolong masih langka di jalan, populasi dealer juga belum banyak, jadi mari sedikit diulas tentang desainnya.
SM3 ini memang kental gaya retro, konsepnya naked bike dengan bentuk serba membulat. Lihat saja dari lampu, tangki sampai bodinya.
Bagian belakang berkesan pendek, karena ukuran joknya memang pendek ditambah sepatbornya mungil.
Guna menahan cipratan lumpur, ada mud guard yang menempel ke lengan ayun.
Walaupun retro, tapi juga ada kesan modern dan beberapa detail yang unik.
Lihat saja lampu utama, yang mana sudah LED dengan 5 titik lampu mirip huruf X dikelilingi DRL.
Lalu yang unik juga peleknya, jari-jari tapi tubeless, banyak yang mengira pakai Kineo, pelek aftermarket yang terkenal mahal.
Keunikan berikutnya dari desain knalpot, pakai konfigurasi 2-2 di sisi kanan kiri motor.
Kemudian yang patut diacungi jempol build quality dan finishing.
Walaupun bukan merek Jepang atau Eropa, tapi tergolong bagus dan sangat rapi.
Paling gampang lihat baut-bautnya, pakai yang solid warna putih, bukan yang kekuningan layaknya baut di toko bangunan yang mudah karatan.
Fitur & Teknologi
Fitur yang ditawarkan SM3 lumayan banyak, mulai dari lampu semuanya sudah LED.
Sorot lampu utama tergolong terang, dengan lampu dekat ternyata yang di tengah, lalu yang mengelilingi merupakan lampu jauh.
Geser ke atasnya ada spidometer kombinasi analog dan digital.
Analog untuk takometer, yang digital ada info kecepatan, odometer, tripmeter A & B, fuelmeter, suhu mesin, tekanan oli, tegangan aki dan gear position.
Yang terakhir ini kecil banget angkanya dan tampil di sisi pojok kanan bawah.
Sisanya ada info lampu-lampu, seperti lampu jauh, ABS, netral, peringatan bensin, check engine, dan sein.
Geser ke area kaki-kaki, seperti disebut di atas, salah satu yang menarik adalah penggunaan pelek jari-jari tapi tubeless, jadi kesan klasiknya dapat, tapi sisi safety juga oke.
Untuk suspensi, depan pakai upside down dengan as 41 mm tanpa setelan, sedang belakang pakai suspensi ganda dengan setelan preload 5 tingkat.
Untuk pengereman, depan pakai cakram semi-floating yang dikawal kaliper radial 4 piston.
Kinerjanya pakem kendati jarak main tuas cukup dalam. Belakang juga cakram, dengan kaliper 1 piston yang uniknya dicat merah.
Untuk keamanan, kedua remnya dikawal ABS yang kinerjanya tergolong lembut.
Guna menunjang perjalanan jauh, SM3 dibekali tangki bensin yang tergolong besar, bisa muat bensin sebanyak 18 liter!
Riding Position & Handling
Sebagai besutan bertampang retro, wajar jika posisi duduk yang ditawarkan SM3 ini tergolong santai.
Itu didapat pertama dari jok yang rendah, hanya 770 mm dari tanah, jadi buat yang tingginya kurang dari 170 cm pun dijamin mudah menapakkan kedua kaki.
Oiya joknya punya dimensi yang tergolong pendek yang dibalut kulit yang kaku, jadi kesannya kurang empuk.
Faktor kedua dari setangnya, model fatbar tapi lebar dan menekuk ke belakang, mirip bentuk burung camar mengepak.
Jadi ketika diraih posisi badan tetap tegak, lalu tangan terbuka, sehingga terasa santai.
Selanjutnya posisi footstep netral, lurus dengan jok, tapi karena jarak tergolong dekat dengan jok, maka kaki jadi lumayan menekuk saat riding.
Yang unik dan tak biasa ketika naik SM3 adalah posisi standar sampingnya.
Ukurannya pendek dan letaknya termasuk maju banget, jadi butuh adaptasi biar saat mau melipatnya enggak kesulitan.
Bagaimana dengan handling? Punya bobot 184 kg memang bukan tergolong ringan, wajar untuk besutan 400 cc, efeknya adalah buat kecepatan tinggi terasa mantap enggak mudah goyang.
Hanya saja buat macet-macetan memang kurang lincah, apalagi panjang keseluruhan lebih dari 2 meter (2.075 mm).
Karakter suspensi untuk depan tergolong pas ketika ditunggangi rider berbobot 64 kg.
Hanya saja yang belakang dengan setelan preload standar ternyata terlalu empuk, gampang mentok atau bottoming, apalagi jika untuk berboncengan dan melibas polisi tidur.
Jadi minimal setelan preload wajib diseting ulang diperkeras.
Performa
Mesin SM3 berkonfigurasi 2 silinder segaris SOHC berpendingin cairan dengan kapasitas bersih 378 cc, didapat dari bore x stroke 66 x 55,2 mm alias berkarakter overbore.
Tenaga maksimal yang dihasilkan 36,2 dk di 9.000 rpm dan torsi maksimal 33 Nm di 6.500 rpm.
Secara angka tenaga dan torsi maksimal memang tak terlalu besar, tapi lebih dari cukup untuk berkendara harian dari sebuah besutan bergaya retro.
Walaupun overbore, tapi torsi di putaran bawah ternyata tidak kecil, buat riding santai cukup main sampai 4.000 rpm saja.
Dan pakai gigi 6 pun motor tetap berjalan tanpa gejala tersendat. Kendala justru muncul di kisaran 4.000-5.000 rpm, karena muncul vibrasi yang cukup mengganggu.
Jika ingin ngebut, tinggal bejek gas saja lebih dalam, maka setelah takometer lewat 6.000 rpm tenaga langsung dimuntahkan secara cepat dan akan brebet kena limiter di kisaran 10.000 rpm, tapi di gigi 1 sekitar 9.000 rpm sudah tersendat.
Secara akselerasi untuk besutan bertampang retro pun termasuk cepat, contoh untuk meraih kecepatan 100 km/jam dicapai dengan catatan waktu 7,1 detik.
Kemudian untuk meraih jarak 0-201 meter cuma 9,9 detik.
Yang unik top speed, OTOMOTIF berhasil mencacatkan angka 155 km/jam, itu jauh lebih tinggi dari klaim SM Sport di data spek yang dicantumkan hanya 138 km/jam.
Padahal di Racelogic pun tembus 150,4 km/jam, yang artinya deviasi spidometernya sangat tipis, hanya 2,9%! Alias akurat banget.
Yang merepotkan justru saat deselerasi, karena engine brake SM3 minim.
Jadi walaupun sudah tutup gas, motor tetap ngeloyor seperti gas digantung.
Tampaknya setelan stopper di throttle body harus disetel ulang.
Ditambah saat turun gigi, persneling kadang keras, kopling wajib ditarik maksimal.
Panas mesin tergolong cukup hangat di kaki, jadi baiknya kalau riding selalu pakai celana panjang.
Apalagi kedua kipas radiator yang pakai Panasonic cukup sering bekerja, dan mengembuskan udara hangat ke area kaki.
Konsumsi Bensin
Konsumsi bensin SM3 diukur pakai metode full to full sebanyak 3 kali lalu diambil rata-rata.
Bensin yang dipakai RON 92, sesuai dengan rasio kompresi mesin 10:1.
Pengukuran dengan dipakai harian dengan beragam kondisi jalan sejauh sekitar 275 km.
Hasilnya didapat rata-rata 22 km/liter. Angka yang masih tergolong irit untuk motor bermesin 400 cc.
Data Tes SM Sport SM3:
0-60 km/jam: 3,5 detik
0-80 km/jam: 5,0 detik
0-100 km/jam: 7,1 detik
0-100 m: 6,6 detik (@96,3 km/jam)
0-201 m: 9,9 detik (@118,5 km/jam)
0-402 m: 15,6 detik (@137,1 km/jam)
Top speed spido: 155 km/jam
Top speed Racelogic: 150,4 km/jam
Konsumsi bensin: 22 km/liter
Data spesifikasi SM Sport SM3:
Tipe mesin: 4 langkah 2 silinder segaris SOHC 4 katup berpendingin cairan
Bore x stroke: 66 x 55,2 mm
Kapasitas: 378 cc
Rasio kompresi: 10:1
Pasokan bensin: injeksi (EFI)
Starter: elektrik
Tenaga maksimal: 36,2 dk (27 kW) @9.000 rpm
Torsi maksimal: 33 Nm @6.500 rpm
Transmisi: 6 percepatan
P x L x T: 2.075 x 810 x 1.120 mm
Wheelbase: 1.370 mm
Tinggi jok: 770 mm
Jarak terendah: 160 mm
Kapasitas tangki: 18 liter
Bobot basah: 184 kg
Rem depan: cakram
Rem belakang: cakram
Ban depan: 120/70-17
Ban belakang: 150/7-17
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR