Lantas kami juga menjajal SPKLU yang berada di parkiran lobi depan Mal Aeon BSD. Kami mencoba dua jenis colokan, tipe yang pertama adalah tipe AC yang outputnya di sekitar angka 6,7 kW, dan butuh waktu 2 jam untuk mengisi baterai dari kondisi 70%. Untuk tipe yang pertama ini tinggal colok, dan gratis.
Colokan kedua yang kami gunakan di Aeon BSD adalah tipe Fast Charging karena modelnya DC Charging Combo tipe 2 CCS (Eropa). Namun outputnya hanya 19-20 kW, tak sebesar di PLN Disjaya Gambir.
Dari kondisi 50% untuk mencapai 100% butuh waktu 1 jam 30 menit. Untuk pengisian ini bisa menggunakan aplikasi Charge.IN atau kalau mau gratis, tinggal scan KTP pada mesinnya.
Kami juga mencoba mengisi baterai di rumah yang punya daya listrik 3.500 watt. Hyundai sudah menyiapkan kabel untuk disambungkan dari listrik rumah ke mobil. Hyundai menyebutnya In-Cable Control Box (ICCB) charging cable.
Saat kami coba, pengisian stabil dengan output 2,3 kW. Dari posisi 75% untuk mencapai 100% butuh waktu sekitar 6 jam 10 menit.
Kami juga penasaran mencoba mengisi baterai di rumah yang berdaya listrik hanya 1.300 watt. Kondisi rumah tak ada penggunaan listrik dengan perangkat elektronik apapun, hanya mencolok ke Ioniq.
Sempat terjadi pengisian baterai, dan tertera output listrik yang masuk ke mobil 2,1 kW, melebihi batas daya listrik rumah, dan beberapa saat kemudian listrik mati.
Dari beberapa hari mencoba mobil Ioniq, ditarik kesimpulan sementara kalau Ioniq butuh pengisian minimal dengan daya 2,1 kW atau 2.100 watt, itupun pengisian butuh waktu berjam-jam.
SPKLU atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum sebaiknya ditambah secara bertahap, terutama yang fast charging dan ultra fast charging.
Lokasi juga sebaiknya tersebar di penjuru kota, minimal setiap parkiran mall tersedia SPKLU. Rasanya bakal bikin pengemudi tak terlalu khawatir untuk pengisian baterainya.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR