Otomotifnet.com – Pernah atau tengah mengalami mobil kesayangan terasa bergetar saat dijalankan pada kecepatan tertentu?
Kalau saat ngerem kan biasanya akibat disc brake atau landasan teromol bergelombang atau enggak rata.
Nah, getar yang ini terjadi kala mobil berakselerasi, dan ternyata penyebabnya bisa karena hal sepele.
“Posisi ban enggak match dengan pelek juga bisa menimbulkan getaran pada roda saat mobil berakselerasi,” beber Agam Sentosa, Outlet Manager bengkel Autopit Car Care di Jl. Pajajaran, Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga: Pemilihan Ban SUV Jangan Asal Terlihat Keren, Harus Tahu Peruntukannya!
Kalau sobat perhatikan saat beli ban baru, biasanya suka ada tanda titik di badan ban.
Tanda tersebut harus disejajarkan dengan posisi pentil, agar putaran ban balance dengan peleknya.
Nah, seiring pemakaian tanda tersebut kadang hilang atau terhapus.
“Sehingga ketika ban dibongkar pasang, kadang orang main pasang gitu aja, dia enggak tahu antara ban dengan peleknya match atau tidak,” bilang Agam, sapaan akrabnya.
Kondisi ini kata Agam bisa menyebabkan roda bergetar dan terasa hingga ke setir saat mobil dijalankan.
“Walaupun roda sudah dibalancing, tetap muncul getar, mau enggak mau mesti dilakukan finish balancing, yaitu roda dibalancing dalam keadaan terpasang di kaki-kaki mobil,” tambahnya.
Nah, untuk mengetahui apakah posisi ban match dengan peleknya atau tidak, bengkel Autopit Bogor yang merupakan toko model ban Bridgestone, punya alat canggih untuk mendeteksinya.
Baca Juga: Flat Spot Mengintai Ban Mobil Jika Kelamaan Ngejogrok, Begini Pencegahannya
“Alat ini buatan Jerman, yang menggunakan beberapa sensor infra red untuk mendeteksi apakah posisi ban sudah match atau belum terhadap pelek.”
“Alat ini juga bisa mendeteksi permukaan ban bergelombang atau tidak, mengukur ketinggian kembangan ban, sekaligus buat balancing,” tukas Agam.
Walaupun secara kasat mata permukaan ban tidak terlihat bergelombang, tapi dengan alat merek Megaspin 3000P yang harganya kampir mendekati banderol sebuah Toyota Avanza ini, akan terbaca sisi mana yang bergelombang.
“Biasanya permukaan ban bergelombang itu bisa karena posisi ban enggak match dengan pelek,” terang Agam.
Benar saja, ketika ia memperagakan sebuah ban yang terpasang pada pelek dengan posisi pemasangan sembarangan, alat tersebut mendeteksi ada permukaan ban yang bergelombang.
Padahal ban yang digunakan masih baru, bahkan masih ada labelnya. Sehingga kecil kemungkinan gelombang yang terjadi karena kerusakan pada konstruksi ban.
Sensor infra red yang terdapat pada alat balancing Megaspin 3000P tersebut, ‘menembakkan’ tanda berupa garis pada permukaan ban, begitu juga di pelek.
Tanda tersebut merupakan titik imbang, yang kemudian oleh teknisi bengkel Autopit dimarking menggunakan spidol.
Setelah diberi marking atau tanda, kemudian ban dikempeskan agar antara tanda di ban dan di pelek bisa disejejarkan.
Usai sejajar antara tanda di ban dan di pelek, ban diisi angin kembali untuk kemudian diuji lagi pada alat tadi.
Hasilnya, permukaan ban yang tadi bergelombang langsung rata dan putaran ban terbaca balance.
“Sensor pada alat ini juga akan menandai bagian pelek yang perlu ditambahi pemberat secara presisi dengan nilai berat tertentu,” terang Agam lagi.
Sehingga pengerjaan balancing tidak memakan waktu lama, hasilnya dijamin lebih akurat dibanding alat balancing konvensional. Keren!
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR