Otomotifnet.com – Seiring pemakaian kendaraan, pastinya yang namanya throttle body (TB), intake hingga injector akan mengalami penumpukkan deposit atau karbon.
Nah, adanya deposit ini tentunya dapat mengganggu aliran kabut bahan bakar plus udara yang masuk ke ruang bakar.
Efeknya bila aliran gas tidak optimal, pastinya akan membuat performa mesin jadi tidak maksimal.
Untuk membutkikannya, Otomotifnet.com coba melakukan pengujian membersihkan deposit pada bagian-bagian yang tadi disebutknya.
Baca Juga: Ingin Tebus Mobil Keluarga Dari Suzuki, Pilih XL7 atau All New Ertiga?
Bahan praktiknya di Suzuki Ertiga GX A/T keluaran 2013.
O iya, buat membersihkan TB hingga intake manifold, kami menggunakan cairan Tripple X Air Intake Cleaner keluaran Bluchem asal Jerman.
Cairan ini disemprotkan lewat throttle body menggunakan alat khusus, sembari mesin dinyalakan.
“Cairan ini bisa sekalian bersihkan deposit hingga valve dan ruang bakar, pokoknya yang dilewati olehnya. Tersedia untuk untuk mesin bensin dan diesel,” bilang Sutisna, Technical Support PT Trioline Agung Perkasa, distributor Bluchem di Indonesia.
Sementara untuk membersihkan injector, kami gunakan cairan fuel injection cleaner yang juga dari Bluechem, dituang ke dalam tangki bahan bakar lewat lubang pengisiannya.
Cairan ini berisi 300 ml seharga Rp 145 ribu, bisa untuk 60 liter bensin.
“Langsung tuang 1 botol saja. Cairan ini akan menyatu dengan bahan bakar, dan akan masuk ke dalam injektor saat mesin dihidupkan atau mobil dikendarai, untuk membersihkan lubang-lubang injektor yang dilewatinya.”
“Tapi akan lebih efektif lagi lewat cara disuntik pakai alat lewat pipa saluran injektornya (purging), hasilnya lebih bersih,” tukas Sutisna.
Baca Juga: Paket Hemat Diesel & Bensin Bluechem, Bikin Mesin Serasa Mobil Baru!
Nah, setelah membersihkan ketiga bagian tadi, kami coba ukur kemampuan akselerasi Ertiga GX A/T ini menggunakan aplikasi GPS Accleration di smarphone Android.
O iya, sebelum dilakukan perbersihan deposit pada TB, intake dan injector, low MPV Suzuki yang sudah menempuh jarak hampir 70 ribu km ini, mampu melesat dari kondisi diam ke 100 km/jam dalam waktu 14,7 detik.
Setelah TB, saluran intake dan injektornya dibesihkan dan mobil dirunning sejauh 100 km terlebih dulu, waktu tempuh berhasil dipangkas lagi jadi 13,5 detik.
Artinya sukses memangkas waktu 1,2 detik lebih cepat. Tarikan mobil dan buka-bukaan gas juga terasa lebih enteng.
Ini juga berimbas pada konsumsi BMM, yakni jadi lebih irit.
Buktinya saat diukur fuel consumption average di kecepatan konstan 100 km/jam, bisa tembus 21,2 km/l.
Sedangkan sebelum dilakukan pembersihan deposit pada beberapa bagian tadi, hanya mampu meraih 19,1 km/liter.
Sementara untuk pemakaian dalam kota dengan kondisi lalu lintas padat kendaraan, bisa dapat 13,5 km/liter, dari sebelumnya yang hanya meraih angka 12,6 km/liter.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR