Otomotifnet.com - Berawal dari tiga karyawan Elnusa, mereka membentuk Tim Elbike di antaranya Fachrul Muttaqien, M. Reza Falevi dan M. Dhea Titis G.
Ketiganya berhasil menggarap motor listrik Elbike, walau masih dalam bentuk prototype.
Elbike dikembangkan dari konversi dan modifikasi motor listrik, baik berupa kit maupun produk akhir motor listrik.
Nantinya para pengguna motor konvensional yang ingin mengkonversi kendaraannya menjadi motor listrik, dapat menggunakan jasa Elbike melalui platform digital.
Program pengembangan motor listrik ini merupakan inisiasi Program Corporate Innovation AGNI PT Elnusa.
Program AGNI sudah menelurkan empat produk dari 13 tim, yang dijaring melalui dua batch, tim tersebut disebut Agniers.
Baca Juga: Mulai 2021 Produksi Baterai Kendaraan Listrik, BUMN Ikut Terlibat
Elbike memiliki beberapa desain yang berbeda di tiap produknya. Yakni Elbike ECR-3000 ‘Bima Enduro’ Supermoto Trail Bike dapat dipacu hingga 100 km per jam.
Kemudian Elbike ECR-1000 ‘Classic’ yang terinspirasi Harley Davidson Twin Model 10F tahun 1914.
Dilanjut Elbike ECR-500 “Gorilla” terinspirasi Honda Z50 Monkey, yang diburu kolektor motor.
“Bagus motornya, dari sisi frame, center of gravity, responsive dan pengendalian, sudah setara sepeda motor listrik pabrikan besar,” papar Rony Hartanto, VP Oilfield Services Elnusa.
Ke depannya, Elbike tak hanya menyediakan jasa modifikasi dan konversi, tetapi berencana untuk bekerja sama dengan startup AGNI lain.
Salah satunya EVINE dalam hal layanan terintegrasi pengecasan cepat (Fast Charging) dan manajemen baterai.
“Kami memang mendorong teman-teman Agniers untuk berkolaborasi dalam pengembangan produk, tidak hanya sesama Agniers.”
“Tapi juga startup lain di luar Elnusa, agar akselerasi produknya optimal,” bilang Deny Christian, Manager AGNI.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha & Operasi Elnusa, Arief Riyanto berharap harga jual dan layanan harus menarik agar bisa kompetitif di market saat ini.
Baca Juga: Industri Motor Listrik Dikebut, Kemenperin Usung Circular Economy
“Nantinya diharapkan dapat dibuat menjadi tiga versi berdasarkan output tenaga yang dihasilkan, agar sesuai dengan kegunaan dan juga harganya,” sebut Arief.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR