Otomotifnet.com - Royal Enfield Meteor 350 yang baru saja diluncurkan di Indonesia punya mesin baru yang dikembangkan dari nol.
Mesin berkapasitas murni 349 cc ini punya konfigurasi 1 silinder SOHC 2 katup dengan pendingin udara dan oli.
Ukuran bore & stroke 72 x 85,8 mm dan sudah mengadopsi sistem pengabutan bahan bakar injeksi.
Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal sebesar 20,2 dk @6.100 rpm dengan torsi 27 Nm @4.000 rpm.
Baca Juga: Royal Enfield Meteor 350 Resmi Dipasarkan, Ada 3 Varian, Harga Rp 80 Jutaan
Dengan panjang stroke 85,8 mm, mesin masuk ke kategori long stroke yang punya torsi besar serta bertenaga sejak putaran bawah.
Namun, mesin overstroke biasanya punya getaran yang lebih besar dari mesin overbore atau mesin dengan konfigurasi square.
Hal tersebut ternyata tidak berlaku untuk mesin 350 cc milik Meteor.
“Mesin ini dijamin minim getaran karena sudah menggunakan balancer shaft,” ujar Mark Wells, Head - Global Product Strategy & Industrial Design Royal Enfield dalam sambungan video conference.
Bahkan diklaim lebih halus dari mesin 410 cc Himalayan yang sudah relatif minim getaran bila dibandingkan dengan mesin 1 silinder dari varian Classic.
Tenaga tadi disalurkan ke roda belakang via transmisi manual 5 speed.
Gigi 5 merupakan overdrive agar lebih nyaman buat cruising karena mesin tidak sampai meraung tinggi.
Selain itu koplingnya menggunakan 7 buah pelat yang memudahkan penggantian gigi.
Baca Juga: Royal Enfield Meteor 350 Ada 3 Varian, Apa Saja Perbedaan Ketiganya?
Mesin bersama dengan rangka Spline Downtube baru didesain sedemikian rupa demi menunjang easy cruising yang digadang-gadang oleh Royal Enfield di Meteor 350.
Dan yang paling penting, meski menggunakan mesin baru Meteor 350 tidak meninggalkan suara geraman low-down khas mesin 1 slinder Royal Enfield.
Meteor 350 hadir dalam tiga varian di Indonesia, Fireball, Stellar dan Supernova.
Masing-masing dibanderol Rp 85,1 juta, Rp 86,5 juta dan 87,9 juta off the road.
Sudah dapat dipesan di seluruh jaringan dealer Royal Enfield Nusantara dengan masa inden sekitar 1 bulan.
Penulis: Rangga
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR