Otomotifnet.com – Yess.. mobil yang lagi hangat diperbincangkan ini akhirnya mengaspal di Indonesia.
Toyota All New Raize diklaim sebagai compact SUV oleh Toyota, tapi ada yang juga menyebutnya crossover.
Langkah Toyota melucurkan Rize di tahun ini karena dari data penjualan, membuktikan terdapat peningkatan yang signifikan pada segmen SUV di Indonesia.
Di mana selama tahun 2015 – 2020 pasar SUV Tanah Air tumbuh sekitar 11%, dan di saat yang bersamaan di tahun 2020 kontribusi segmen SUV terhadap penjualan domestik Toyota tembus 25,9%.
Baca Juga: Toyota Razie Disebut Punya Prospek Cerah, Incar Pasar Kawula Muda, Target Penjualan Segini
Berarti setidaknya 1 dari 4 mobil Toyota di negeri ini adalah SUV.
Ok, dari segi penamaan Raize diambil dari kata Rise yang berarti bangkit.
Ia datang mengikuti jejak 5 SUV Toyota sebelumnya dan diproyeksikan mengikuti jejak pendahulunya sebagai yang terbaik di kelasnya.
Dengan adanya Toyota Raize, saat ini sudah ada 6 SUV yang dihadirkan oleh TAM untuk mengisi segmen yang bervariasi.
Nahh.. dari sekian fitur dan teknologi yang disematkan, Otomotifnet.com tertarik membedah salah satu teknologi keselamatan yang disematkan pada sosok Raize, yaitu Toyota Safety Sense (TSS).
Oiya, TSS pada Rize hanya disematkan pada varian tertingginya, yaitu Raize 1.0T GR Sport TSS.
Sistem ini memberikan dukungan penuh pada pengemudi, untuk mengawasi kondisi sekitar dari potensi bahaya dan sigap memberikan peringatan dini.
Jika dirasa penting, sistem akan berperan aktif mencegah kecelakaan dengan melakukan koreksi, seperti memutar kemudi atau melakukan pengereman untuk menghindar dari kecelakaan fatal.
Baca Juga: Toyota Raize 1.0T GR Sport TSS Dijajal, Tenaga Galak, Begini Impresinya
Mau tau lengkapnya yang terdapat pada TSS? Yuks, simak data berikut ini.
1. Pre-Collision System
Pre-Collision System (PCS) mengandalkan sensor radar dan kamera untuk mendeteksi keberadaan obyek di depan mobil.
Jika sistem melihat adanya kemungkinan tabrakan, PCS akan memperingatkan pengemudi sehingga dapat melakukan manuver menghindar.
Bahkan, di saat genting andai tabrakan tidak mungkin dielakkan, sistem akan melakukan pengereman secara otomatis untuk menghindari kecelakaan.
Adaptive Cruise Control (ACC) merupakan pengembangan dari fitur cruise control.
ACC dapat memantau keberadaan kendaraan lain di depan dan menjaga jarak aman dengannya.
Kamera di balik spion tengah, ACC dapat memperhitungkan dimensi kendaraan di depan dengan baik, termasuk membaca marka jalan.
Apabila ada mobil lain masuk ke jalur di depan secara tiba-tiba, sistem secara otomatis akan mengurangi kecepatan atau bahkan melakukan pengereman jika dirasa jaraknya sudah tidak aman.
3. Lane Departure Alert with Steering Control
Masih mengandalkan sensor kamera, Lane Departure Alert with Steering Control (LDA) membaca marka jalan, baik yang berwarna putih maupun kuning.
Untuk selanjutnya memberikan peringatan jika terjadi deviasi atau pergerakan mobil yang menjauh dari posisi seharusnya.
Di titik kritis, misalnya ketika pengemudi mengalami microsleep dan mobil menjauh dari jalur, LDA akan mengoreksi posisi kemudi ke posisi normal.
Fitur LDA dan ACC sangat cakap dalam menjaga pengemudi dari risiko kelelahan saat perjalanan jauh atau lama, termasuk potensi celaka akibat teralihnya perhatian.
Namun, fitur tersebut tidak membuat pengguna boleh melepaskan tangan dari kemudi, dan sistem akan memberikan peringatan bila pengemudi melakukannya.
Jangan memaksakan diri untuk mengemudi kalau fisik lelah.
4. Rear Cross Traffic Allert & Blind Spot Monitor
Rear Cross Traffic Allert (RCTA) dan Blind Spot Monitor (BSM) mendeteksi kendaraan atau obyek lain yang mendekat menggunakan sensor radar, untuk selanjutnya memperingatkan pengemudi dengan suara dan konfirmasi visual.
Fitur ini bekerja sebagai ‘mata’ tambahan bagi pengemudi di area blind spot atau tidak terlihat untuk menghindari kecelakaan.
RCTA efektif bekerja ketika mobil berjalan mundur saat keluar area parkir sementara BSM punya andil saat mobil pindah jalur di jalan raya.
5. Pedal Missoperation Control (PMC)
"Fitur ini mencegah tabrakan depan saat parkir ketika tidak sengaja injak pedal gas bukannya pedal rem," beber Luther T.
Panjaitan, Marketing and Promotions Head PT Astrido Jaya Mobilindo saat dijumpai di dealer Toyota Astrido Batu Tulis.
Fitur ini bekerja melalui sensor sonar di kaca depan, jadi fitur akan aktif ketika sensor mendeteksi halangan obyek di depan misal mobil atau manusia sekalipun di depan dalam jarak sekitar 3 meter.
Ketika terdeteksi ada objek di depan, sistem akan memberikan peringatan bunyi dan tampilan panel instrument.
“Di saat bersamaan sensor mengirim sinyal ke ECU mesin dan modul rem ABS. ECU akan meng-cut penyaluran tenaga ke mesin agar mobil tidak melaju saat pedal gas ditekan. Juga modul rem ABS menahan agar posisi mobil tidak 'lompat' ke depan,” imbuh Luther.
Artinya bahwa fitur Toyota Safety Sense membantu pengemudi yang mengalami kelengahan atau saat hilang konsentrasi.
“Jadi saat mengemudi, diharapkan agar selalu dalam keadaan sehat dan bugar. Apalagi saat akan melakukan perjalanan jauh,” wanti Luther.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR