Ibarat sudah menemukan chemistry, pemukim di kawasan Cibubur ini sukses menancapkan prestasinya di kalangan Audiophile (pecinta audio).
Apalagi di zamannya kebanyakan mobil belum memiliki perangkat audio mumpuni.
“Gue ingat waktu pertama main audio, tahun 1998–2000. Itu disebutnya sebagai masa keemasan car audio. Kenapa? Karena saat itu masih banyak mobil yang belum ada tape-nya,”
Baca Juga: Camper Van Toyota Hiace Commuter Garapan Baze, Tayang di Mobil Gede
“Jadi mesti pasang sendiri audionya, nah itu jadi rezekinya si toko audio,” papar Bari, mengenang awal mula bisnisnya.
Beragam ajang kontes modifikasi audio nasional dan internasional turut melambungkan namanya.
Ia pun menyandang predikat sebagai pakar tata suara kabin mobil, baik itu kategori SQ (Sound Quality) maupun SPL (Sound Pressure Level).
Tak hanya jago kandang, Bari juga tercatat pernah menggondol juara di ajang IASCA Sound Challenge di Bangkok, Thailand (17-18/2/2005).
Berbekal setingan audio pada Jeep Grand Cherokee, Bari sukses menyabet juara pertama SQ divisi Street X kelas di atas 600 watt. Hal ini pernah diliput langsung Tabloid OTOMOTIF (Edisi 44 Maret 2005).
Oiya, kala itu workshop-nya di Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jakbar, dengan luas lahan 670 m2 yang didukung 20 orang teknisi.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR