Otomotifnet.com – Istilah atau perumpamaan 'serigala berbulu domba' tampaknya pas disematkan pada Yamaha Mio berwarna merah milik Herdy Mansyah ini.
Secara tampilan, tampangnya terlihat standar saja, paling ada coakan di beberapa bagian, tapi jangan remehkan performanya.
Dijamin jauh beda dibanding Mio standar! Hal itu tentu bukan tanpa alasan.
“Latar belakang modifnya jadi kebetulan kita punya Instagram Sleeper Matic Squad. Yang isinya seputar tips trick seputar motor matic,” tutur Herdy yang tinggal di Pondok Cabe, Tangerang Selatan ini.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Yamaha Mio Ndut-ndutan dan Boros, Sebabnya Apa?
“Salah satu icon Instagram kita si Mio ini, di mana kita mau bikin Mio ini tetap cantik dan rapi seperti di awal kehadirannya, tapi punya performa yang tidak kalah dibandingkan motor baru,” lanjutnya.
Makanya kalau diintip spek mesinnya untuk motor harian jelas jauh dibanding Mio standar.
Lihat saja bloknya, ternyata sudah diisi piston ukuran 59 mm, artinya kapasitas sudah bengkak jadi 158,2 cc! Bukan tunggangan emak-emak lagi kan!
Area kepala silinder juga disesuaikan, klep diperbesar pakai ukuran 30 mm untuk in dan 25 mm untuk ex. Seating dan bosh klep andalkan bahan albronze.
Sebagai pengabut bahan bakar dan udara, ditemplokkan sebuah karburator PE30 dengan nozzle PWK 30 hole dan velocity SPR.
Area pengapian juga diupgrade, CDI sudah diganti merek Predator, sementara koilnya pakai milik Yamaha YZ125.
Untuk pembuangan gas buang andalkan knalpot keluaran CHA, yang cukup favorit di kalangan anak balap.
Oiya penampakan knalpot ini jadi salah satu yang sedikit mengaburkan kesan standar.
Baca Juga: Modifikasi Yamaha Mio Z Proper Matic, Gak Mau Kalah Hits Dari Vario
Untuk penyaluran tenaga ke roda, area CVT juga tak dibiarkan standar, ada perubahan di hampir semua lini.
“Roller dr pulley, kampas ganda Elig, v-belt Gates, per CVT CLD 1.000 rpm dan per sentrifugal Nouvo,” lanjut Herdy.
“Untuk mesin pengerjaan di bengkel Automatic99 Pamulang tempat Bonni Suryo, sedangkan untuk pemilihan pengapian, jetting dan setting CVT dilakukan sendiri,” paparnya lagi.
Hasilnya tak sia-sia, untuk sebuah skutik mungil buat harian tenaga dan torsinya cukup besar, dari hasil dyno terbaca sebesar 16,4 dk dan 10,65 Nm.
Beres area mesin, kaki-kaki dan pengereman juga turut diupgrade.
Terlihat jelas pelek pakai casting wheel putih palang 3, yang ternyata keluaran Daytona, yang dibalut ban IRC Fasti Pro dan Pirelli Diablo Rosso Corsa II.
Suspensi juga diperbaiki kinerjanya biar dinaiki lebih nyaman, depan pakai per Daytona, sedang belakang andalkan sokbreker KTC yang punya setelan preload dan rebound.
Untuk sistem pengereman depan andalkan disc brake KTC yang dijepit kaliper Nissin Samurai.
Baca Juga: NMAX Pakai Livery Moto2, Mesin Jadi 200 Cc, Gacoan Speed Addict!
Nah kan ubahannya ternyata banyak, walaupun sekilas seperti standar!
“Salah satu tagline favorit kita: Menjadi tua itu pasti, menjadi lamban dan usang adalah pilihan,” tutup Herdy.
Oh pantesan, jadi persis perumpamaan 'serigala berbulu domba'!
Data modifikasi:
Master rem: Nissin Samurai
Kaliper rem: Nissin Samurai
Disc brake: KTC 260 mm
Per sokbreker: Daytona Japan
Ban depan: IRC Fasti Pro
Ban belakang: Pirelli Diablo Rosso Corsa II
Selang rem: TDR
Knalpot: CHA
Pelek: Daytona
Stop lamp: Wiz smoke
Roller: dr Pulley
Kampas ganda: Elig
V-belt: Gates
Per CVT: CLD 1.000 rpm
Per sentrifugal: Nouvo
Sokbreker belakang: KTC
Karburator: PE30
Nozzle: PWK 30 holes
Velocity stack: SPR
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR