Otomotifnet.com - Karena punya trayek cukup jauh, biasanya Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sering kali berhenti di rest area, rumah makan maupun sekadar isi bensin di SPBU.
Tapi pada sadar enggak, kenapa sopir bus jarang mematikan mesin saat berhenti walaupun dengan waktu yang cukup lama?
Menurut Kurnia Lesani Adnan, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), mesin bus tidak dimatikan saat berhenti dikarenakan demi kenyamanan penumpang.
"Misalnya saat berhenti di rest area. Pertama, tidak semua penumpang turun. Kedua, kalau mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali butuh proses kembali untuk mendinginkan kabin," ucap pria yang akrab disapa Sani ini beberapa waktu lalu.
"Sebab untuk mendinginkan kabin itu butuh proses sekitar 15-30 menit," imbuhnya.
Jika mengutip akun Instagram @puteramulya_sejahtera_official, alasan lainnya dari sisi teknis adalah mesin diesel bus yang saat ini kebanyakan sudah menggunakan turbo, yang sangat sensitif jika terlalu sering dimatikan dan dinyalakan kembali.
Baca Juga: Sejarah Mazda Parkway Rotary 26, Bus Bermesin Rotary, Hanya Laku 44 Unit
"Terlebih juga mesin diesel memerlukan kompresi padat serta suhu panas agar bekerja dengan baik. Berbanding terbaik dengan mesin bensin, yang jika proses panasnya tak merata maka tak akan berpengaruh pada turbonya," tulis akun IG @puteramulya_sejahtera_official.
Namun, penjelasan itu bukan berarti sopir bus tak akan mematikan mesin busnya saat berhenti.
Menurut Sani, PO Bus biasanya memiliki standar operasional prosedur (SOP) masing-masing terkait mematikan mesin.
"Kalau kami di PO SAN, di rumah makan itu pasti mesin akan kami matikan. Karena kru kami saat berhenti di rumah makan itu pasti mereka akan membersihkan kabin," ucap pria yang juga merupakan Direktur PO SAN ini.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR