Otomotifnet.com – Jangan kira pada transmisi matik tidak ada lagi kampas kopling kayak di transmisi manual.
Tetap ada sob, baik di transmisi matik konvensional (torque coverter), CVT bahkan hingga dual clutch.
Bentuknya memang tak mirip kampas kopling transmisi manual, melainkan lebih mirip seperti punya motor.
Nah, karena komponen ini kerjanya bergesekan, tentu lama kelamaan akan mengalami keausan.
Baca Juga: Transmisi CVT Vs AT Konvensional, Ini Kelebihan & Kekurangannya!
"Memang betul, kampas kopling transmisi matik juga akan mengalami keausan. Tapi lama," beber Supriyato, punggawa Rizky Automatic di Pulogebang, Jakarta Timur.
Ucup, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa tidak ada patokan sama sekali kapan kampas kopling aus dan harus diganti.
"Karena kerjanya diatur secara elektronik dan hidraulis, maka umurnya jauh lebih awet dibanding kampas kopling transmisi manual," jelasnya lagi.
Menurutnya, kampas kopling transmisi matik bisa bertahan sampai lebih dari 100.000 kilometer tergantung pemakaian.
Pemakaian mobil yang kasar bisa membuat umur kampas kopling jauh lebih singkat.
Selain itu, perawatan seperti penggantian oli transmisi yang rutin membuat kampas kopling juga awet.
"Bahkan, pernah ada konsumen yang di mobilnya yang sudah menempuh 200.000 kilometer masih bagus," aku ucup.
Tentu semuanya kata Ucup balik lagi ke perawatan dan cara berkendara si pengguna mobil.
Baca Juga: Indikator D Transmisi Matik Toyota Rush Berkedip, Laju Mobil Ngejeduk, Ini Penyebabnya!
Nah, bila kampas kopling transmisi matik ini mulai aus, ciri-cirinya gampang kok dikenali.
Mirip deh seperti di mobil manual, yaitu saat mobil diajak berakselerasi sering mengalami slip.
Contohnya gas dibejek dalam dan putaran mesinnya meninggi, tapi lari mobil enggak nambah kencang.
Sebaliknya kalau kondisi kampas kampas kopling transmisi matiknya masih bagus, tarikan mobil terasa kuat saat akselerasi spontan dan tidak ada slip.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR