Otomotifnet.com - Beberapa pom bensin mulai mengeluh jualan Pertamax.
Lantaran setelah mengalami kenaikan harga, penjualan anjlok drastis.
Seperti terjadi di SPBU Ngampin Ambarawa, kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Penjualan Pertamax 92 di SPBU itu tercatat anjlok hingga 1 ton.
"Dari kemarin lumayan turunnya (penjualan) sampai 1 ton, atau sekitar 30 persen," ucap Betty Kusuma, Manager SPBU 44.507.16 Ngampin Ambarawa, (4/4/22).
Agar Pertamax laku, menurutnya, manajemen SPBU kini terpaksa menerapkan jurus pembatasan penjualan Pertalite.
"Kami buka jam pelayanannya untuk Pertalite tidak 24 jam," sebut Betty.
"Kan kami ada target penjualan, tapi mungkin ini akan dikaji kembali, kerena ada harga naik (Pertamax 92) itu ya," tutur Betty.
Hal serupa terjadi di SPBU Lemah Abang Kabupaten Semarang.
"Beberapa hari setelah kenaikan (harga), Pertamax sepi antreannya," ucap Kepala SPBU Lemah Abang, Darmanto, (4/4/22).
Menurutnya, sepinya peminat tersebut menyebabkan penurunan penjualan Pertamax.
"Menurun. Kalau perkiraannya ya sampai sekitar 15-20 persen lebih," ucapnya.
Darmanto menuturkan, sebagian besar masyarakat memilih beralih ke Pertalite.
"Gimana ya, orang-orang biasanya kan cari yang murah," terangnya.
"Antrean di Pertamax itu biasanya lumayan. Yang masih bertahan biasanya hanya yang sudah senang pakai Pertamax," jelasnya.
Ia menyebut, pengguna Pertamax yang masih bertahan lebih pada pengguna motor.
"Yang motor sebagian masih mau bertahan menggunakan Pertamax, tapi kalau pengguna mobil jarang-jarang, setia menanti di antean Pertalite," ucapnya.
Terkait dengan isu Pertalite yang mulai langka, Darmanto menyatakan stok di SPBU yang dikelolanya saat ini aman.
"Kalau stok Pertalite aman sih," tandasnya.
Baca Juga: Kok Bisa, SPBU Ini Pilih Isi Puluhan Jeriken Pengecer, Truk Disuruh Ngantri
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR