“ISG ini juga bertugas menghidupkan mesin ketika Idling Stop System berkerja (mesin akan mati otomatis saat mobil berhenti),” tambahnya.
Komponen berikutnya adalah Lithium-Ion Battery, serta Regenerative Breaking.
Oiya, kata Yulis pada sistem Smart Hybrid sebelumnya (di Ertiga diesel), hanya terdapat battery atau accu disebagai sumber arus yang menggerakkan ISG.
Nah, kini ada tambahan lithium-ion battery berdaya 6 Ah 12 Volt selain aki.
“Baterai lithium ini fungsinya untuk menyuplai arus ke komponen kelistrikan seperti head unit, lampu-lampu dan sebagainya.”
“Sementara aki berdaya 55 Ah untuk menyalakan mesin dan membantu kerja ISG,” terangnya lagi.
Dengan konfigurasi begitu, mobil Suzuki yang nantinya mengusung teknologi ini sudah pasti akan ada fitur auto-stop.
Selain itu, “Karena proses menyalakan mesin (fitur auto-stop aktif) dilakukan oleh ISG, saat restart juga akan lebih halus dan senyap,” imbuh Yulius.
Lantas bagaimana sistem pengisian kedua battery-nya? “Regenerasi daya baterai terjadi selama terjadi pengurangan laju kendaraan. Pengisiannya juga cepat kok,” tukasnya.
Oiya, seperti yang sudah dijelaskan Yulius, bahwa teknologi Suzuki Smart Hybrid akan sangat terasa manfaatnya saat digunakan dalam kemacetan lalu lintas, yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia.
Makanya Suzuki yakin teknologi ini tepat guna, dan akan memberikan dampak pada efisiensi konsumsi bahan bakar secara akumulatif.
“Kami melakukan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, termasuk kebutuhan akan teknologi ramah lingkungan yang hemat bahan bakar dan harganya terjangkau.”
“Untuk itulah, kami yakin bahwa Suzuki Smart Hybrid bisa menjadi solusi tepat dan pilihan smart bagi masyarakat,” tutup Yulius.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR