Mengomentari unggahan tersebut, Guru Besar Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Siti Malkhamah beri penjelasan secara ilmiah.
Jika foto tersebut merupakan sambungan jalan tol.
Pembangunan sambungan tol Cisumdawu tidak dibuat lurus salah satunya karena ada permukiman warga.
"Terkait ini, jalan yang berbelok-belok agar menghubungkan berbagai permukiman dan lain-lain," terangnya.
"Sehingga hubungan sosial tetap terjaga dengan baik seperti sebelum jalan tol dibangun," kata Siti, (25/5/222).
Selain itu dalam pembangunan baik jalan tol, arteri dan arteri non-bebas hambatan, menurut Siti juga tidak boleh memiliki jalan lurus yang terlalu panjang.
Hal itu untuk menjamin keselamantan dan menjaga pengemudi untuk tidak mengantuk saat melewati jalan tersebut.
"Bagian lurus itu maksimal 2,5 menit. Nah, sesudah itu pengemudi biar fokus mengemudikan, sehingga nanti membelok dan seterusnya begitu," terangnya.
Pemilihan desain jalan dibuat berkelok-kelok, menurut Siti juga mempertimbangkan medan.
Selain itu juga bisa karena pertimbangan teknis teknologi yang sulit atau bahkan untuk menghindari biaya yang mahal.
Sehingga trase jalan alinyemen horisontal (kapan lurus, kapan belok) dirancang untuk memenuhi aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi.
"Jadi secara praktis itu ada tiga, ada tiga variabel mengapa dipilih jalan itu (dibuat) membelak-membelok," ujar Siti.
Pihak pembangun jalan juga memperhitungkan kecepatan maksimum kendaraan ketika melintasi kelokan tersebut.
Tak jarang ketika di belokan jalan terdapat rambu-rambu peringatan mengenai batas maksimum kecepatan.
"Ketika menikung itu keseimbangan kita kan seolah merasa terlempar ke luar, itu gaya sentrifugal, nah itu kan diimbangi oleh gaya gesekan (side friction)," tuturnya.
"Nah side friction itu ketika hujan akan berkurang, sehingga hati-hati ketika hujan, itu kurangi kecepatan," tandas Siti.
Biaya bangun jembatan lebih murah dari pembebasan lahan kayaknya pic.twitter.com/vSaJmwSNUa
— sjw mudik (@BisKota_) May 23, 2022
Baca Juga: Satker Tol Cisumdawu Persilahkan Warga Kalau Mau Komplain Soal Proyek, Tapi Jangan Berkemah
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR