Yahya dan karung berisi rumput miliknya duduk di baris kedua yang biasa digunakan untuk penumpang.
Sementara Dedi seperti biasanya duduk di baris pertama tepat di samping sopir.
Di perjalanan Yahya mengungkapkan amanah ayahnya agar domba tersebut tidak dijual karena untuk bekal ibunya.
Namun karena butuh biaya tahlilan satu ekor anak domba terpaksa dijual.
Sementara sisanya Yahya meminjam uang ke mandor dan saudaranya.
“Amanah bapak domba ini jangan dijual habis, makanya saya jaga untuk bekal emak. Sekarang untuk tahlil pinjem dulu ke mandor Rp 1 juta nanti dipotong kerja, sama utang ke anak adik Rp 500 ribu,” ucap Yahya.
Dedi pun cukup kagum dengan sosok Yahya.
Di tengah keterbatasannya, Yahya masih bisa bertanggung jawab untuk keluarga terutama menjaga amanah bapaknya dan merawat emaknya.
“Hebat loh bapak ini, walau pun bapak hidup dalam kondisi tak mampu tapi memiliki kekuatan untuk bertanggung jawab pada bapak dan emak. Bapak gak khawatir sekarang utang?,” tanya Dedi.
“Alhamdulillah enggak, selagi masih sehat ada kerjaan pasti saya bayar,” ujar Yahya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR