Diketahui, harga keekonomian BBM jenis Pertalite seharusnya Rp 17.200 per liter.
Tapi saat ini, Pertalite masih dijual Rp 7.650.
"APBN kita sudah cukup (sulit kalau kembali menambah subsidi). Mungkin supaya harga jualnya ini agar tidak terlalu tinggi antara harga jual dan harga keekonomian, kita sedang hitung perlu opsi kenaikan harga," ucap Susiwijono belum lama ini.
Ia juga mengatakan, untuk memutuskan naiknya harga Pertalite, diperlukan pembahasan serta hitung-hitungan yang sangat detail.
Karena, kenaikan BBM subsidi akan berdampak terhadap inflasi nasional.
Sehingga, keputusan ini harus dilakukan secara hati-hati dan penuh pertimbangan.
"Angkanya semua dihitung. Kita semua sedang siapkan angkanya, kita sudah rapat beberapa kali," ucap Susiwijono.
"(Kembali ditegaskan) semua sedang dihitung, kalau naik nanti kontribusi ke inflasinya berapa karena kenaikan harga BBM akan dorong inflasi," lanjutnya.
Susiwijono kembali mengatakan, jika nantinya BBM jenis tersebut naik, Pemerintah memastikan harganya tak akan naik terlalu signifikan.
Selain itu, Pemerintah juga akan menyiapkan skema bansos ke warga yang terdampak.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR