Dengan adanya pengurangan beban subsidi
ini, maka bisa dipastikan akan sangat membantu keuangan negara," imbuh Mamit.
Lebih lanjut, ia sarankan pemerintah untuk menghentikan pemborosan APBN karena uang negara bisa dialihkan untuk hal yang produktif di sektor lain yang membutuhkan.
Jika negara bisa mengalihkan Rp 100 triliun dari subsidi BBM ke sektor pendidikan dan kesehatan, dampak yang ditimbulkan akan luar biasa besar bagi kemajuan Indonesia.
"Berapa banyak siswa SD sampai SMA yang mendapatkan beasiswa. Setiap siswa mendapatkan Rp 12 juta selama satu tahun, maka akan ada 8,3 juta siswa yang akan mendapatkan beasiswa selama satu tahun," ucapnya.
Ia mencontohkan bila setiap siswa mendapatkan sebesar Rp 12 juta selama satu tahun, maka ada 8,3 juta siswa yang akan mendapatkan beasiswa selama satu tahun.
Sedangkan, bila membangun sekolah dengan biaya Rp 2,5 M, maka akan ada 40.000 sekolah yang bisa dibangun.
Sementara, kalau untuk pembangunan puskesmas senilai Rp 5 miliar, maka akan ada 20.000 puskesmas terbangun.
"Itu kalau kita bisa melakukan penghematan Rp 100 triliun. Bayangkan kalau kita bisa menghemat lebih besar lagi," ujarnya.
"Jadi, menurut saya lebih baik untuk hal produktif dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," pungkas Mamit.
Baca Juga: Permintaan Pertalite Meningkat di Jatim, Bali, Nusa Tenggara, Efek Isu Harga Naik
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR