Otomotifnet.com - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) punya cara sendiri dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada konsumen untuk kepemilikan produk-produknya.
Belum lama ini MMKSI menghadirkan layanan aftersales program terbaru, berupa New Extended 24 Hours Emergency Service Package yang merupakan layanan darurat untuk konsumen yang sudah berakhir masa garansinya.
Director of After Sales Division MMKSI Eiichiro Hamazaki mengatakan untuk mendukung aktivitas Life Adventure, pihaknya memastikan konsumen Mitsubishi tidak punya rasa khawatir dan rasa takut berkat program sales terbaru.
"Pertama, kami harus memenuhi human touch dan kedua bagaimana kami meningkatkan program servis yang ada salah satunya Extended Smart Package (ESP), ketiga bagaimana membuat layanan kami terkoneksi dengan pengalaman digitalisasi, salah satunya melalui MMID,” terangnya saat press conference pertengahan Agustus 2022 lalu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, “Terkait penjelasan Xpander dan Xpander Cross, mobil sudah melewati masa garansi, itu kami coba berikan layanan terbaru dengan program baru, sehingga mereka mendapatkan perawatan yang tetap prima," tutur Hamazaki lagi.
Untuk pembelian Paket ESP Mitsubishi Pajero dan Xpander, konsumen dapat memperoleh Extended Smart Package sekaligus juga New Extended 24 Hours Emergency Service.
Adapun layanan Extended Smart Package (ESP) adalah paket gratis biaya jasa dan service 50.000 km + 20.000 km selama 4 tahun + 1 tahun.
Sementara itu, khusus untuk Layanan New Extended 24 Hours Emergency Service merupakan layanan darurat 24 jam meliputi penggantian ban, pengiriman bahan bakar, layanan derek, layanan jika kunci kendaraan tertinggal di dalam mobil.
Bagi pemilik kendaraan Mitsubishi yang telah habis/berakhir masa garansinya pun dapat memanfaatkan layanan New Extended 24 Hours Emergency Service selama 1 tahun dengan biaya Rp 300 ribu.
Deputy Group Head Aftersales Strategy Group MMKSI Adam Rachman dalam kesempatan yang sama, menjelaskan program after sales service yang baru ini dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan emergency service atau rasa aman.
"Konsumen ini rata-rata per-bulan ada 500-600 case yang terjadi soal bantuan darurat. Lalu, rata-rata 51%-nya datang dari konsumen non-garansi. Oleh karena itu, mereka harus membayar mandiri untuk layanan emergency," terangnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR