Yakni disebut Toyota Multi Pathway.
Meski belum memasuki tahap komersial, Kijang Innova Hybrid telah melalui tahap quality and safety assurance, dan standar dari Kementerian Perhubungan.
“Hingga saat ini, tujuan memperkenalkan Kijang Innova EV Concept adalah untuk studi dan meningkatkan popularitas kendaraan listrik di tengah masyarakat,” papar Henry Tanoto, Vice President Director PT Toyota-Astra Motor.
Masih menurutnya, Kijang Innova EV Concept sebagai simbol komitmen Toyota terhadap ekosistem utama kendaraan listrik, dengan memanfaatkan pendekatan model lokal dan kendaraan listrik.
“(yakni) guna mengetahui kebutuhan mobilitas yang paling sesuai bagi masyarakat Indonesia,” imbuh Henry.
Masih menurut Henry, Kebutuhan pelanggan itu sangat beragam, baik dari sisi daya beli, penggunaan atau utility kendaraan, termasuk karakteristik dan ketersediaan infrastruktur.
Sebagai catatan, sejak awal 1990-an, Toyota secara global telah memberi perhatian besar terhadap pengembangan kendaraan listrik dengan menggunakan berbagai teknologi.
Mulai dari teknologi HEV, PHEV, BEV, sampai Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) yang menggunakan bahan bakar Hydrogen.
Sejak kehadiran generasi pertama Toyota Prius di Jepang pada 1997, Toyota telah mengimplementasi teknologi Hybrid di berbagai model yang dipasarkan.
Kemudian sejak 2014, Toyota juga telah memproduksi secara massal Toyota Mirai, yang menggunakan teknologi FCEV.
Dan ini merupakan mobil pertama di dunia yang menggunakan bahan bakar Hydrogen.
Hingga saat ini, secara global Toyota telah menjual total lebih dari 20 juta unit kendaraan elektrifikasinya dan mengurangi emisi CO2 hingga lebih dari 140 juta ton dalam 20 tahun.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR