Otomotifnet.com - Kenaikan harga BBM subsidi Solar dan Pertalite serta BBM non-subsidi Pertamax menuai kontra.
Termasuk di kalangan para pekerja atau buruh yang menuntut agar harga BBM diturunkan dengan alasan harga minyak mentah dunia telah turun di bawah 100 dollar AS per barrel.
Tapi apakah sebenarnya harga BBM subsidi dan non-subsidi turun?
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, untuk penyesuaian harga BBM tidak bergantung terhadap minyak mentah dunia saja.
"Komponen penentu harga bukan hanya harga minyak mentah, tapi juga misalnya kurs. Harga minyak mentah masih fluktuatif," katanya (18/9/2022).
Irto menambahkan, untuk BBM non-subsidi, bisa saja ada penyesuaian harga lagi mengacu terhadap minyak mentah dunia dan pergerakan kurs rupiah.
Namun, untuk harga BBM subsidi, kebijakannya menjdi kewenangan pemerintah.
"Kalau yang non-subsidi kita memang evaluasi berkala. Kalau yang subsidi kewenangannya ada di regulator," jelasnya.
Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, harga BBM subsidi untuk Solar dan Pertalite serta non-subsidi Pertamax telah disesuaikan.
Harga Solar naik menjadi Rp 6.800 per liter dari harga sebelumnya Rp 5.150, Pertalite dari harga sebelumnya Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR