Otomotifnet - CBS atau Combined Brake System jadi salah satu fitur unggulan skutik Honda.
Simpelnya, fitur ini menggabungkan pengereman depan dan belakang dengan hanya dengan satu tarikan handel rem kiri.
Meski tujuannya untuk keselamatan, ada saja yang tidak suka dengan kinerja fitur tersebut.
Mulai dari feel pengereman yang terasa tidak natural, ingin rem depan-belakang dapat bekerja masing-masing, sampai keperluan balap.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Yamaha Aerox 155 Mau Pasang Cakram Belakang, Ada yang PnP?
Pada rem CBS di skutik 150 cc up Honda seperti PCX dan ADV, kaliper depan tipe CBS pakai tipe 3 piston.
Nah kalau sistem CBS dimatikan, tentu 1 piston, tepatnya yang tengah, jadi tak berfungsi.
Sayang dong! Makanya lebih baik dimodifikasi agar ketiganya bekerja bersamaan. Tentunya rem jadi lebih pakem!
Bagaimana caranya? Cara pertama dicontohkan oleh Ari dari bengkel Zona Speed.
Dengan melepas master CBS yang ada di dalam bodi (Gbr. 1), dan diganti dengan pipa slang rem cabang tiga atau nipel model ‘T’ (Gbr. 2).
Lewat nipel tersebut, satu slang berasal dari master rem depan, dan dua lagi selang menuju kaliper depan (Gbr. 3).
Masing-masing slang menyuplai dua piston utama atas-bawah dan satu piston tengah yang tadinya untuk fungsi CBS.
Slang yang digunakan dapat menggunakan produk aftermarket. Slang rem ke master rem berukuran 60 cm dan dua buah menuju kaliper sepanjang 75 cm.
“Kalau yang belakang, slang remnya menuju ke master CBSnya dahulu, baru disalurkan ke rem belakangnya. Kalau pakai slang rem aftermarket bisa langsung ke rem belakang dari master rem. Pakai ukuran 2 m atau 200 cm,” ujar Ari.
Selain dua slang ke atas, bisa juga pakai slang rem yang menyambung antarbanjo. Namun, tampilannya jadi kurang bagus.
Metode satu lagi seperti yang dicontohkan oleh Candra Prabowo. Dengan mengebor jalur di dalam kaliper.
“Tadinya saya sempat pakai 2 slang, ingin simpel jadi saya bor,” buka Candra.
Candra menyambungkan ketiga piston lewat jalur bleeding dengan cara mengebor setelah meriset beberapa kali.
“Ternyata jalur bleeding beda ketinggian, saya tembusin bornya dari posisi baut nipel piston tengah (Gbr. 4),”
Candra mengebor jalur bleeding 2 piston, proses bor lewat lubang drat jalur masuk minyak rem piston tengah. Sehingga piston atas-bawah dan tengah bisa tersambung.
Sebagai ilustrasi bisa dilihat pada gambar berikut (Gbr. 5), lingkaran merah yaitu piston yang aktif lewat master rem kanan.
Lingkaran hijau piston CBS yang aktif lewat mater rem belakang/kiri.
Nah garis biru merupakan jalur yang tembus antara piston atas dan bawah.
Garis ungu yaitu jalur yang dibor dari lubang nipple piston tengah.
Pria yang berdomisili di Karawang ini menggunakan mata bor 4-5 mm, menurutnya ukuran manapun tak masalah, yang penting nyambung.
Tapi tidak boleh kebablasan. Harus ukur ketinggian lubang bleeding.
“Mengebor hanya beberapa mm saja. Jika sudah tembus ke jalur bleeding pasti kerasa,” ujarnya.
Oiya sebelum mengebor, harus melepas semua seal, karena nanti banyak gram-gram metal.
Setelah mengebor pun wajib dicuci, dikeringin dan dipasang kembali sealnya.
Meski terkesan ribet, menurut Candra cara ini termasuk low budget untuk aktivasi 3 piston, karena tidak perlu beli slang jumper tambahan.
Selain itu kelihatan lebih rapi tanpa kebanyakan slang.
Karena antarruangan piston sudah menyatu, tekanan brake fluid dari master rem bisa mendorong 3 piston sekaligus.
Soal slang rem yang digunakan, menurut Candra terserah mau memasang slang ke banjo atas atau tengah, karena pressurenya sama saja.
Yang harus dilakukan yaitu menutup salah satu lubang baut banjo.
Dalam pekerjaan ini, Candra menggunakan lubang bagian atas, sehingga lubang tengah ditutup.
“Karena saya pakai slang satu, baut banjonya yang piston tengah dimampetin, disumbat pakai baut. Terserah baut apa saja yang penting panjangnya sebaut banjo dan drat halus,” ujarnya.
Karena kebetulan ia ada baut banjo yang ada nipple bleedingnya, Candra menggunakan baut tersebut untuk menutup lubang tengah (Gbr. 6).
Sebagai catatan, proses bleedingnya harus dua ruangan, karena beda ruangan piston. Angin tidak bisa keluar kalau bleeding satu nipple saja.
Candra menyebut, brake fluid atau minyak rem yang digunakan sama saja jumlahnya. Malah cenderung lebih sedikit beberapa ml karena hanya pakai satu slang.
Selain itu tetap bisa menggunakan master rem orisinal. Di motor Candra ia menggunakan master rem bawaan PCX.
Ia mengaku handelnya lebih ambles sekitar 5 mm, dan tekanannya malah jadi lebih empuk.
Meski begitu tidak mengganggu kinerja dan performa pengereman sama sekali.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR