Dua orang tak dikenal itu mengecek isi mobil Suparno dan beberapa kali berbincang dengan Suparno dan petugas SPBU.
Kemudian ada seorang laki-laki lain yang ikut nimbrung.
Suparno menceritakan, saat itu ia beli pertalite untuk tangki mobilnya terlebih dahulu.
"Kejadiannya jam 02:00 WIB, saya beli BBM Pertalite itu yang pertama cuma satu tangki, tapi yang dipermasalahkan saya beli 10 liter di dalam jeriken," jelasnya, (1/10/22).
Ia mengaku beli Pertalite pada malam hari lantaran siang hari ia harus mengantar jemput sekolah cucunya, serta bertani sekaligus menghindari antrean.
Suparno tidak mengenal orang tersebut, karena tiba-tiba datang dan menghampiri dirinya.
Ketika beli Pertalite dengan menggunakan jeriken, Suparno sudah membawa surat rekomendasi dari kelurahan dan kecamatan untuk dimanfaatkan untuk pertanian.
Namun, Suparno diancam oleh ketiga pria tersebut akan dilaporkan ke Polsek terdekat dengan tuduhan Pertalite itu akan dijual lagi.
"Saya didakwa menjual bensin lagi, tapi saya akan gunakan untuk pertanian, saya mau dilaporkan ke polsek kalau mau beli BBM memakai jeriken," jelasnya.
"Saya tidak kenal dengan mereka, ada salah satu orang pakai kaos, satu orang lainnya pakai kemeja, dan yang rambutnya gondrong pakai kemeja," tambahnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR