Otomotifnet.com – Tak bisa dipungkiri, masih banyak pemilik kendaraan yang acuh soal penggantian busi.
Patokannya selama mesin masih bisa nyala, mereka menganggap tak perlu ganti busi.
Padahal setelah jangka waktu pemakaian tertentu, kinerja busi dalam menghasilkan percikan listrik lama-lama akan menurun.
Efeknya, mesin jadi terasa kurang bertenaga dan boros bahan bakar.
Baca Juga: Mesin Bensin Mobil Hybrid Tak Bekerja Terus Menerus, Kapan Ganti Businya? Ini Kata NGK!
Sekadar info, untuk busi standar berbahan nickel, hampir semua brand busi maupun kendaraan menyarankan untuk melakukan penggantian setiap 20.000 km untuk mobil, dan per 10.000 km untuk motor.
Jika ingin yang masa pakainya lebih lama, bisa pilih busi yang menggunakan material logam mulia.
Nah, material logam mulia tersebut pada busi ada beberapa macam, antara lain platinum, iridium, perak, bahkan ada juga yang menggunakan emas.
Namun jangan salah dalam memilih busi berbahan logam mulia ini.
“Perak atau emas memang daya hantar listriknya lebih bagus dibanding material lainnya. Namun kelemahannya adalah melting point (titik lebur) dan boiling point-nya (titik didih) rendah,” beber Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.
Biasanya busi yang menggunakan material perak atau emas ini, lanjut Diko, center electrode maupun ground electrodenya cepat terkikis, bahkan rusak.
“Secara performa ia bagus, tapi untuk durability agak kurang. Masih lebih bagus yang nickel,” jelasnya saat memberikan coaching clinic seputar busi dalam acara NGK Saturday Morning Ride Media Gathering di kawasan Ciputat, Tangsel, Sabtu (24/12/2022) lalu.
Nah, bila ingin menggunakan busi yang punya daya tahan tinggi dan percikan listriknya lebih baik dari busi standar, “Gunakan busi yang berbahan iridium,” saran Diko.
Baca Juga: Pantes Banyak Dicari, Ini Yang Bikin Beda Busi NGK Dibanding Rivalnya
Material iridium ini kata Diko memiliki heat range yang tinggi, sehingga tidak mudah tergerus atau terkikis oleh suhu tinggi di ruang bakar.
“Busi standar kan lama-kelamaan elektrodanya akan terkikis terkena suhu tinggi di ruang bakar. Makanya sangat dianjurkan diganti setiap 20.000 km,” imbuhnya.
Sementara jika menggunakan busi berbahan iridium, penggantiannya bisa lebih lama 3 x 4 kali busi standar.
Tak hanya dari segi durabilty yang lebih lama, busi iridium juga sudah terbukti mampu hasilkan pembakaran yang lebih sempurna.
Sehingga mampu meningkatkan performa mesin serta efisiensi bahan bakar.
Tapi ingat, di pasaran busi berbahan iridium ada beberapa macam sob.
Ada yang material iridiumnya hanya di center electrode-nya saja, ada juga yang terpasang di ground electrode-nya.
“Kalau ingin yang lebih long life, pakai busi dengan material logam mulia ganda. Kalau di NGK ada Laser Iridium,” beber Diko.
Baca Juga: Pemilik All New Avanza – Xenia Bisa Ganti Busi NGK Tipe Ini, Pakai Logam Mulia Ganda
Menurut Diko, NGK Laser Iridium ini disebut sebagai jenis busi long life, “Pakai busi ini bisa 4 atau 5 tahun baru ganti,” yakinnya.
NGK lanjut Diko menciptakan Laser Iridium ini (kalau untuk motor ada MotoDX), lantaran kebanyakan pemilik kendaraan maunya sekali beli busi, tapi pemakaiannya bisa jangka panjang.
Keunggulan varian Laser Iridium ini kata Diko punya semua fitur yang ada pada tipe busi NGK di bawahnya.
Mulai dari special thermo design, quick start, loncatan api yang lebih kuat dan fokus (good ignitability), hingga better fuel consumption.
“Tambahannya ya itu tadi, fitur long life,” tutup Diko.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR