“Seperti BBM Shell itu ada aditifnya, Pertamax juga ada aditifnya, ditakutkan masing-masing aditif tidak kompatibel satu dengan yang lain, akhirnya akan bermasalah,” ucap Tri.
Namun, Tri menegaskan, bila percampurannya hanya karena sisa bahan bakar yang ada di tangki, hal itu masih pada batas aman.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dealer Technical Support Dept.
Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi. Dia mengatakan, gonta-ganti merek BBM untuk suatu kendaraan tidak akan menjadi masalah selama nilai oktannya masih sama.
“Menurut saya, asalkan nilai oktan sama, tidak masalah (jika gonta-ganti merek BBM) karena di buku pedoman pemilik kendaraan yang dicantumkan nilai oktan tertentu, bukan merek BBM tertentu. Ini artinya, pemakai kendaraan bebas memilih mau merek apa saja,” ucap Didi.
Jadi, sering mengganti merek bahan bakar tidaklah menjadi suatu masalah pada kendaraan, asalkan nilai oktannya masih sama sesuai dengan anjuran pabrikan.
Baca Juga: Dampak Keseringan Gonta-ganti BBM, Lebih Mending Daripada Dicampur
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR