"Perkerasan kita dengan perkerasan kaku, rigid pavement. Dan di atas jembatan kombinasi aspal black top," ungkapnya.
Jalan tol Solo-Jogja ini nanti dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan 80-100 kilometer/jam.
Di tahun 2024, volume kendaraan golongan 1 diperkirakan sebanyak 22.481 unit/hari.
Sehingga biaya investasi yang dibutuhkan di luar biaya lahan, sebesar Rp 27,49 triliun.
"Tarif awal nanti yang sudah disetujui oleh kementerian PU, adalah Rp 1.896/km," terangnya.
"Dengan masa konsensi 40 tahun. Sehingga IRR (Internal rate of return) 12,03 persen," jelasnya.
Nilai IRR tersebut sangat dipengaruhi oleh angka proyeksi lalu lintas harian rata-rata (LHR) sebesar 22.481 kendaraan per hari di tahun 2024 mendatang.
Tak salah jika pihaknya berusaha keras dalam membangun jalan tol Solo-Jogja ini.
Bahkan hingga kuartal tiga 2024, ditargetkan dari Kartasura hingga Maguwoharjo dan dari Trihanggo-JC Sleman bisa tersambung.
Dengan demikian, di awal 2025, bisa dilakukan uji coba kelaikan sebelum dioperasikan.
Sedangkan ruas Purwomartani-JC Sleman sementara ditinggal dulu.
"Kita akan fokus ke JC Sleman ke Purworejo (YIA Kulonprogo)," jelasnya.
JC Sleman-YIA ini total panjangnya mencapai 30 kilometer.
Ada 4 Simpang susun (SS) atau akses keluar masuk ke tol itu.
Antara lain SS Gamping, Sentolo, Wates dan YIA.
Baca Juga: Harga Tanah di Sekitaran Tol Solo-Jogja Makin Tak Terbeli, Naik Ugal-ugalan
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR