Dimulai daru rute pusat kota Bandung menuju kawasan wisata Ciwidey bukanlah rute yang mudah buat kendaraan bermesin di bawah 1.500 cc.
Beruntung ada semacam sesi khusus untuk melakukan ‘pemanasan’ atas kinerja mobil dengan mesin berkode 3NR-VE itu.
Rute dari stasiun Kereta Api Bandung hingga melintasi kawasan Soreang terbilang efektif buat memancing performa mesin Ayla.
Terlebih saat sempat melintasi jalur tol Pasteur-Kopo.
Mobil dengan transmisi otomatis, enggak ada ‘jeda’ sebagaimana mesin 1.000 cc versi sebelumnya.
Dan saat konstan di kecepatan 80 kpj cukup membuat lampu indikator Eco menyala.
Satu jaminan akan konsumsi bahan bakar buat kebutuhan cruising sudah disematkan Daihatsu rupanya.
Nah, besaran kapasitas baru di Ayla juga membuat mobil ini bisa lebih gesit saat harus beringsut di kemacetan lalu lintas di kawasan Soreang. Area ini dikenal sebagai wilayah ‘macet abadi’.
Tinggal turunkan tuas matic ke posisi 3 cukup membuat mesin tak kehilangan nafas saat harus bergegas di kondisi lalu lintas yang penuh stop and go itu.
Selanjutnya saat rute makin menanjak ke kawasan Ciwidey, satu kata saja, coba lebih berani menekan pedal gas lebih dalam.
Bukan karena Ayla akan kehilangan tenaga jika injak pedal gasnya malu-malu.
Tapi karena dengan mesin 1.200 cc enggak ada lagi kisah mesin yang teriak.
Cermati posisi tuas transmisi di posisi 3 atau 2 kalau diperlukan.
Itu supaya Ayla tetap bisa konsisten diajak melaju menanjak.
Terlebih suspensi baru bikin manuver menghindari lubang serta menekuk berbagai tikungan bisa dilakukan dengan baik.
Kondisi serupa juga patut diperhatikan saat membesut mobil versi transmisi manual.
Mesti sigap buat menempatakan tuas di posisi 2 ataupun 3 jika semburan daya tak ingin terbuang percuma.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR