Otomotifnet.com - Dengan prediksi jumlah pemudik mencapai 123,8 juta orang pada libur Lebaran 2023 ini, macet di beberapa titik bisa terjadi.
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin meminta masyarakat untuk mengambil langkah antisipatif supaya terhindar dari bahaya karena bermacet-macetan dalam waktu lama.
Berkaca pada mudik Lebaran 2016 lalu, 17 orang meninggal dunia karena terjebak kemacetan panjang di Tol Brexit.
Sebelas di antara keseluruhan korban itu meninggal karena keracunan emisi CO (carbon monoxide) dan senyawa kimia lain yang diemisikan kendaraan bermotor.
Perlu diketahui, bahan beracun yang terkandung di dalam polutan emisi gas buang kendaraan bermotor antara lain particulate matter (PM), sulfur dioxide (SO2), nitrogen dioxide (NO2), carbon monoxide (CO), ozone (O3), hydro carbon (HC), dan lain-lain.
Umumnya zat-zat polutan udara tersebut langsung memengaruhi sistem pernapasan, pembuluh darah, sistem saraf, hati, dan ginjal.
Gejala yang timbul manakala terpapar adalah pusing-pusing, mual dengan penyakit/sakit ISPA, asma,dan tekanan darah tinggi.
Lalu bisa muncul pula gangguan fungsi ginjal, kerusakan pada sistem saraf, penurunan kemampuan intelektual (IQ) anak-anak, kebrutalan pada remaja, keguguran, impotensi, jantung coroner (coronary artery disease), kanker, dan kematian dini.
Ahmad menyarankan pemudik untuk merencanakan perjalanan secara matang agar terhindar dari kemacetan panjang.
”Jadi kita harus belajar dari kejadian Lebaran 2016. Kita tidak ingin itu terulang kembali,” ujarnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR