Otomotifnet.com - Bengkel motor di Bogor yang diduga getok harga pemilik Honda Genio sampai Rp 2,7 juta didatangi polisi.
Kapolsek Babakan Madang, AKP Susilo Tri Wibowo mengatakan, petugas telah menyelidiki duduk perkara kejadian di lokasi bengkel tersebut.
Polisi juga menanyakan terkait adanya dugaan pemerasan yang dilakukan oleh pekerja bengkel.
"Anggota sudah datang ke sana. Kapolseknya langsung juga yang datang ke lokasi," kata Susilo.
Petugas yang datang ke lokasi bengkel juga berbincang dengan sejumlah orang atau karyawan yang berada di bengkel tersebut.
Kepada polisi, pemilik bengkel berinisial H membantah adanya pemerasan atau getok harga terhadap pengendara atau konsumen yang servis motor.
H kemudian menyebutkan bahwa persoalan yang viral itu hanya salah paham karena masalah komunikasi saja.
"Jadi kalau si konsumennya mau datang ke Polsek (laporan) silakan diselesaikan," kata Susilo.
Kepada polisi dijelaskan, hal itu karena kurangnya komunikasi antara konsumen dan pihak bengkel soal pengerjaan bongkar pasang onderdil.
Menurut pemilik bengkel, saat hendak diperbaiki, belum ada kesepakatan bagian mana saja yang rusak dan apa saja yang harus diganti, hingga soal harga.
Selanjutnya kendaraan sudah terlanjur dibongkar.
Setelah dibongkar, karyawan di bengkel itu menunjukkan nota.
Si pelanggan tersebut pun kaget melihat harganya.
Pemilik bengkel mengaku bahwa motor tersebut mengalami overheat akibat kehabisan oli mesin.
Bahkan, kerusakan motor tersebut sudah dijelaskan berikut tindak lanjut yang harus dilakukan untuk perbaikan.
Namun, si konsumen merasa keberatan setelah melihat harga perbaikan yang terlampau mahal.
"(2,7 juta itu bener harga segitu) Iya itu rinciannya. Karena kan si pelanggan ini minta diturunin mesinnya. Iya, pelanggan itu sendiri yang minta (diturunin mesin)," ungkapnya.
Polisi pun meminta konsumen yang keberatan menyelesaikan persoalan itu ke Mapolsek.
"Lokasinya macem macem itu. Bukan di situ (Sentul Bogor) aja. Duduk permasalahannya sudah dijelaskan hanya salah komunikasi saja dari awal.
"Mengenai hal itu, kami meminta kepada konsumen yang masih tidak puas bisa mendatangi Polsek untuk sama-sama menyelesaikan masalah ini," jelas Susilo.
Kejadian yang dialami oleh Echa ini bermula saat dirinya bersama suaminya hendak mengganti oli motornya di sebuah bengkel di kawasan Sentul.
Saat itu Echa dan suaminya sedang jalan-jalan menggunakan motor di kawasan yang tak jauh dari bengkel tempatnya ingin mengganti oli.
Setelah masuk bengkel, Echa dan suaminya meminta kepada mekanik untuk mengganti oli mesin.
Bukannya mengganti oli, mekanik di bengkel tersebut malah membongkar mesin motor milik Echa dengan alasan ada masalah dan harus diakali.
Setelah dibongkar, Echa diminta untuk membayar tagihan sebesar Rp 2,7 juta jika ingin motornya diperbaiki.
Merasa keberatan, Echa menolak dan meminta pihak bengkel agar mesin motornya dipasang lagi.
Namun, ia dimintai biaya pasang sebesar Rp 450.000.
Tak mau membayar biaya pasang yang diminta, Echa memilih untuk mengangkut motornya yang sudah dibongkar dengan cara menggunakan mobil pikap sewaan.
Saat ingin pergi, Echa diminta Rp 200.000 sebagai upah tenaga mekanik bengkel.
Setelah itu sang sopir pikap yang mengangkut motor Echa bercerita bahwa sebelum puasa dia juga pernah mengangkut sebuah motor dalam kondisi sudah dibongkar.
Belakangan diketahui bahwa bengkel motor tersebut kerap melakukan hal serupa berdasarkan ulasan bengkel tersebut di halaman Google Maps.
Beberapa warganet menyarankan kepada Echa untuk melaporkan kejadian itu ke polisi.
Namun, Echa mengatakan bahwa ia bingung dan lebih memilih untuk memviralkan video itu melalui TikTok agar tidak ada lagi orang yang tertipu.
Baca Juga: Genio Ganti Oli Habis Rp 2,7 Juta, Alasan Bongkar Mesin, Korban Banyak
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR