Otomotifnet.com - Melansir buku Statistik Investigasi Kecelakaan Transportasi KNKT tahun 2022, sebanyak 64% dari total kasus kecelakaan LLAJ merupakan kecelakaan tabrak depan, dimana lebih dari 30% diantaranya merupakan kecelakaan tabrak depan bus.
Korban dari kecelakaan bus tabrak depan sebagian besar diantaranya adalah pengemudi bus dan kernet.
Demi menghadirkan bus yang memiliki keamanan maksimal bagi penumpang dan pengemudi, Karoseri Laksana melalukan improvement dan serangkaian test.
Salah satunya melakukan Frontal Impact Test atau uji tabrak depan yang mengacu pada peraturan UN ECE R29 yang diterapkan di bus dan truk di Eropa untuk menguji seberapa kokoh rangka depan saat terjadi tabrakan.
"Hampir lima dekade Laksana terus berusaha untuk memberikan fitur termutakhir pada produk kami. Hal ini sebagai komitmen keselamatan dalam berkendara, sehingga konsumen akan merasa nyaman dan tentunya memberikan keamanan yang maksimal bagi seluruh awak yang ada di dalam bus,"
"Melihat kebutuhan bagi keselamatan angkutan jalan, kami berusaha hadir dengan meminimalisir benturan yang diperoleh jika terjadi tabrakan terutama pada bagian depan bus sesuai dengan ketentuan UN ECE R29,” ucap Stefan Arman, Technical Director Laksana ketika demonstrasi langsung pengujian benturan bagian depan pada struktur kendaraan bus di kantor CV Laksana, Ungaran, Jawa Tengah (6/7).
Kali ini Laksana hadir mengenalkan fitur keselamatan yang ada pada bus saat menghadapi benturan.
Melalui demonstrasi benturkan bagian depan struktur kendaraan bus, Laksana menunjukkan kekokohan bus dalam menjamin keselamatan pengemudi dan penumpang dari Bus.
Demonstrasi ini dilakukan dengan menghantam rangka depan kendaraan dengan pendulum baja tebal seberat 1.5 ton, dengan energi impak sebesar 55 kj dan kecepatan impak sebesar 8.56 m/s (31 km/jam).
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR