Lantas apa bedanya e-POWER, hybrid konvensional dan BEV?
Jadi begini, sistem e-POWER menawarkan penggerak motor listrik penuh.
Maksudnya, roda sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik, e-POWER terdiri dari baterai bertenaga besar dan powertrain yang terintegrasi dengan mesin, generator listrik, inverter dan motor listrik.
Nah, mesin bensin tidak terhubung ke roda dan hanya bertugas untuk mengisi baterai jika diperlukan.
Sedangkan dalam sistem hybrid konvensional, roda digerakkan oleh mesin bensin dan motor listrik secara bergantian.
Sama dengan Battery Electric Vehicle (BEV), penggerak roda 100% berasal dari motor listrik yang bersumber dari baterai.
Lantas apa manfaat dari e-POWER? Selain torsi besar dan instan, e-POWER dapat meningkatkan respon berkendara dan menghasilkan akselerasi yang halus.
Nissan klaim berkendara dengan teknologi e-POWER dapat memberikan kesenyapan 100% khas mobil listrik serta menawarkan efisiensi bahan bakar yang jauh lebih baik karena mesin bensin hanya bekerja saat mengisi baterai secara otomatis serta hemat waktu karena tidak perlu menunggu ketika pengisian daya baterai.
Nissan menyebut belum memiliki rencana untuk melepas Serena e-POWER ke publik Tanah Air dalam waktu dekat.
“Saat ini fokusnya untuk memperkenalkan sekaligus mengedukasi masyarakat terkait teknologi e-Power,” tambah Julian Osmon, Head of Marketing and Communications NMDI dalam kesempatan yang sama.
Tapi biasanya kalau sudah diperkenalkan, ada kemungkinan besar hadir di Indonesia. Hmm, siap-siap mengancam Toyota Voxy.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR