Namun, bus tetap bergerak di jalan menurun dan menabrak lereng lagi.
Bus terus bergerak mendekati tepi jurang di sebelah kiri, menabrak warung lalu terguling sebanyak 3 kali dan jatuh ke Sungai Guci.
Soerjanto mengatakan, berdasarkan temuan-temuan di lapangan yang sudah diolah, pihaknya memberikan saran prosedur parkir dan persiapan keberangkatan bus apabila bus terpaksa harus diparkirkan di jalan menurun atau menanjak.
Dalam prosedur tersebut pengemudi harus mencari tanah yang padat, parkir pada posisi yang benar, aktifkan rem parkir, pastikan tabung angin terisi penuh, matikan mesin, masukkan ke gigi mundur, dan pasang ganjal roda minimal di roda yang bebas.
Ketika akan berangkat kembali, saat akan menghidupkan mesin, kembalikan posisi ke gigi netral, hidupkan mesin dan jangan tinggalkan bus dalam keadaan mesin hidup dan dalam posisi berada di lereng.
"Karena kapan saja bus tersebut bisa meluncur dan pengemudi harus mempersiapkan diri dengan rem utama," kata Soerjanto.
Pengemudi juga tidak diperbolehkan meninggalkan ruang kemudi untuk menjaga ruang kabin pengemudi tetap steril dan pengemudi sudah siap dengan rem utama.
"Agar kecelakaan dengan penyebab yang sama dapat terhindar di kemudian hari, KNKT memberikan dua rekomendasi yang ditujukan ke Kementerian Perhubungan RI, dua rekomendasi ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tiga rekomendasi kepada Korps Lalu Lintas Kepolisian RI, dan satu rekomendasi kepada Organda, Aptrindo, dan Kamselindo," imbuhnya.
Baca Juga: Hotman Paris Turun Gunung Dalam Kasus Bus Maut Guci, Sopir Dibela
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR