Jery saat itu diminta membayar ganti rugi atas kerusakan kebun pisang.
Setelah bernegosiasi, Jery memberi selembar uang Rp 50.000 kepada pria bertopi tersebut.
"Mintanya orang itu Rp 150 ribu, saya enggak tahu per koli itu Rp 15 ribu atau berapa. Karena yang nabrak kan bukan saya, yang lewat situ itu banyak banget."
"Kebayang kalau peserta lewat situ, diminta segitu. Saya nggak tahu itu buat per orang atau berapa," papar Jery.
Ia menjelaskan, pria bertopi yang bersitegang di dalam videonya itu bukan pemilik kebun pisang.
Pria tersebut hanya pekerja yang merawat kebun pisang.
Jery mengaku siap dan bertanggung jawab membayar ganti rugi atas kerusakan.
Namun yang ia sayangkan, pria bertopi itu datang dengan nada marah dan tiba-tiba meminta uang ganti rugi tanpa menjelaskan dulu apa duduk permasalahannya.
"Sebetulnya sih enggak masalah juga minta uang, wajar. Cuma dia marah-marah, kasih citra lain yang kurang baik."
"Kalau disebut miskomunikasi juga enggak, ya mungkin itu orang-orang yang emosi atau ambil kesempatan," sebut Jery.
Menurut Jery, event ini dibentuk panitia yang penuh tanggung jawab atas apapun yang terjadi termasuk kerugian seperti kerusakan perkebunan pisang.
Setiap event trail resmi yang digelar, panitia sudah menempuh berbagai perizinan dan perjanjian mengenai risiko yang ditimbulkan seperti yang terjadi.
"Namanya event seperti itu pasti ada ganti rugi dari panitia, semua event seperti itu. Pasti koordinasi sebelum dilaksanakan, tapi memang enggak semua tersampaikan ke warga karena jalur itu panjang banget."
"Cuma kan pasti sudah koordinasi dengan kades dan camat sebagai informasi kalau ada apa-apa nanti jangan kaget," tuturnya.
Untuk itu, Jery meminta masyarakat atau petani yang berada di sekitar jalur event motocross dan mengalami kerugian dampak dari kegiatan itu maka segera melapor untuk dilakukan proses ganti rugi.
Baca Juga: 1.414 Kades Se-Provinsi Ini Sumringah, Dipersilakan Pilih Trail atau Yamaha NMAX Buat Dinas
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR