Otomotifnet.com - Suzuki menerapkan target moderat untuk tahun 2024.
Dari 8,4% menjadi 9% dari total market mobil di tanah air.
Suzuki pun enggak terlalu ngoyo melihat target tersebut dan tampak optimis.
"Dari 8,4% ke 9%, pertumbuhannya enggak terlalu (tinggi, red). Makanya kami masih pakai X7, Ertiga dan Carry," ucap Donny Saputra, Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) kepada Otomotifnet.com dalam media gathering Suzuki di Jakarta (23/1/2024).
Menurutnya, Suzuki masih pakai jurus sama.
"Kita masih fokus jualan unit-unit yang dibuat di dalam negeri," lanjutnya.
"Kedua kami masih on progress untuk edukasi elektrifikasi. Kalau kita lihat volumenya makin tinggi yang mild hybrid"
"Harapannya konsumen makin teredukasi sehingga serapan pasar makin tinggi. Kalau kita lihat dibanding dengan komperitor, kami kan termasuk yang paling awal"
"Tahun ini dengan volatilitas harga BBM dan lain-lain, ini merupakan salah satu senjata kami," ucapnya.
Ditanya kenapa Suzuki lebih fokus ke elektrifikasi lewat teknologi mild hybrid ketimbang memperkaya mobil dengan fitur lebih lengkap, Donny mengungkap prioritas Suzuki.
"Kami lihat secara global korporasi untuk mengurangi karbon, buat kami saat ini lebih penting fitur untuk pengurangan emisi dan konsumsi BBM"
"Tapi tidak menutup kemungkinan unit yang kami produksi di dalam negeri, kami akan sematkan fitur advance safety seperti ADAS dan sebagainya," pungkas Donny.
Sementara itu disebutkan dalam rilis PT SIS, Suzuki mendukung target Pemerintah yang tertulis di COP 21 mengenai target emisi berkurang hingga 41% pada tahun 2023.
Lalu COP 26 mengenai target net zero emission pada tahun 2060.
Adapun penjualan mobil Suzuki 2023 kelas passenger car secara wholesales sebanyak 37.853 unit.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR