Otomotifnet.com - Sedang heboh balap liar di Bogor yang menelan korban jiwa.
Lokasi tepatnya berada di Jl. Raya Galuga, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan satu orang korban berpulang.
Dalam video yang ramai di media sosial dan diunggah @jabargram nampak dua motor saling melaju kencang pada malam hari.
Diduga motor tersebut melakukan aksi balap liar di Bogor.
Salah satu motor berada di jalur berlawanan atau melawan arus.
Tidak diduga muncul motor lain dari arah berlawananan yang membuat adu banteng keras tidak terhindarkan.
Satu pengendara terlempar cukup keras dan terpental jauh usai tabrakan.
"Kasian sama orang yang enggak salah, cuman lewat tapi ketabrak sama pebalap liar begitu," tulis akun tersebut dikutip Kompas.com.
Masih dikutip dari kompas.com Polisi memastikan kecelakaan maut terjadi pada Sabtu (27/1).
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 2.30 WIB.
"Di mana didapati laporan terjadi laka lantas di Jalan Raya Galuga, kemudian kepolisian mendatangi lokasi bersama Unit Laka Lantas dan menggelar olah TKP," kata Kapolsek Cibungbulang Kompol Zulkernaidi saat dikonfirmasi.
Zulkernaidi memastikan satu orang pengendara berinisial IR (20) tewas akibat luka serius di bagian kepala.
Sedangkan, pengendara berinisial G (34) mengalami hanya luka di bagian kaki dan tangan patah.
Usai kejadian, kedua korban kemudian langsung dibawa ke RSUD Leuwiliang.
"Korban tewas adalah (IR) pengendara Honda Vario bernomor polisi B3190SIT warga Desa Mekarjaya, Rumpin," ucapnya.
"Sedangkan yang mengalami luka patah tangan inisial G adalah warga Kampung Cipetir Tengah, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi," ungkap Zulkernaidi.
Saat ditanya apakah tabrakan maut itu terjadi karena balapan liar, ia belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan.
"Belum dipastikan itu balapan liar, yang pasti meninggal dunia ada satu orang dan luka berat satu orang," pungkasnya.
Baca Juga: Adu Mulut Balap Liar Berbuah Petaka, Remaja Bawa Vario Dihujani Pukulan
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR