RIDING POSITION & HANDLING
Buat yang cari skutik nyaman, Callisto 125 bisa jadi salah satu pilihan menarik. Mengapa? Pertama karena posisi duduk yang ditawarkan ramah untuk yang posturnya lebih dari 170 cm.
Hal itu karena jarak dek ke jok cukup jauh, jadi kaki enggak akan seperti jongkok, sehingga nyaman untuk perjalanan lama.
Dengan dek yang luas, kaki juga jadi lebih leluasa bisa dalam berbagai posisi. Pengguna sepatu berukuran 45 pun dijamin tak kesempitan.
Buat yang tingginya sekitar 165 cm pun jangan takut bakalan jinjit, karena tetap bisa menapak dengan baik lantaran bentuk jok bagian depan tirus, sehingga ketika kedua kaki turun tak begitu mengangkang.
Nah kenyamanan juga didukung oleh karakter joknya, yang ternyata sangat empuk! Karena busanya tebal.
Baik untuk pengendara maupun yang dibonceng, dijamin akan betah selama perjalanan.
Yang juga menarik, dimensi joknya terbilang panjang, 790 mm, sehingga untuk berboncengan terasa lega.
Bahkan ketika harus bawa anak di tengah pun enggak akan kesempitan.
Dan meski bodi belakang tampak lebar, namun ternyata enggak sampai menyusahkan yang dibonceng, termasuk pijakan kaki belakangnya juga pas, tak terlalu ke depan atau ketinggian.
Kenyamanan juga didukung karakter suspensinya yang juga empuk, sehingga dipakai untuk melewati jalan berlubang enggak akan sampai bikin sakit pinggang.
Meski konsekuensinya kalau untuk kecepatan tinggi dan berboncengan memang ada gejala mengayun.
Meski ukuran motor cukup gambot dan bobot 109 kg, tapi berkat ukuran ban yang cukup ramping dan sama saja depan dan belakang, 90/90-12, karakter handlingnya jadi terasa sangat ringan dan lincah.
Meski untuk berbelok kencang tentunya tak akan semantap skutik yang pakai ban berukuran lebih lebar, misal Scoopy.
Dan khas skutik India, Callisto 125 memiliki jarak terendah ke tanah yang tinggi, 160 mm, sehingga meski saat berboncengan melewati polisi tidur, bagian bawah motor tak pernah mentok.
PERFORMA
Mesin yang digunakan Callisto 125 ternyata berbeda dibanding milik Callisto 110, terlihat dari data spesifikasinya karakternya justru overstroke.
Kalau Callisto 110 overbore, meski sama-sama SOHC 2 katup berpendingin udara.
Callisto 125 punya kapasitas mesin murni 124,8 cc yang didapat dari ukuran bore x stroke 53,5 x 55,5 mm seperti Suzuki Shogun 125.
Tenaga dan torsi maksimalnya untuk mesin 125 cc tergolong kecil. Tenaga maksimal hanya 8,2 dk di putaran mesin 7.500 rpm, torsi maksimal 10,5 Nm di kitiran 5.500 rpm.
Jadi jangan heran akselerasinya biasa saja, top speed pun tergolong rendah.
Karakternya mirip Fazzio atau Grand Filano, mesin 125 cc yang diracik lebih untuk cari efisiensi bahan bakar, alias biar irit.
Bukan mengejar performa seperti halnya Honda Vario 125 atau Mio M3.
Contoh akselerasi dari diam ke 60 km/jam, butuh waktu 7,62 detik, sedikit lebih lambat dari Fazzio yang dapat 7,4 detik.
Berikutnya untuk jarak 0-201 meter Callisto 125 menorehkan waktu 13,64 detik, identik dengan Fazzio yang dapat 13,7 detik. Sedang 0-402 meter 22,4 detik, juga sama persis dengan Fazzio.
Top speed termasuk rendah, di spidometer mentok di 92 km/jam, sedang di Racebox yang pakai satelit mencatatkan angka 88,8 km/jam. Jadi spidometernya termasuk akurat, deviasinya termasuk kecil, hanya 3,6%.
Namun, meski tergolong pelan tapi karakter penyaluran tenaganya pas dan cukup untuk penggunaan harian.
Dari berhenti sampai sekitar 20 km/jam terasa responsif, buat stop and go di kemacetan jadi terasa lincah, ketemu tanjakan berboncengan juga enggak khawatir gagal menanjak.
Tapi, pada unit yang dites pada kecepatan 20 km/jam ke 30 km/jam ada rasa agak tersendat dan muncul sedikit getaran di setang, setelah itu penyaluran tenaga akan naik secara linear secara cepat sampai sekitar 85 km/jam, setelah itu akan naik perlahan hingga kecepatan maksimal.
Repotnya adalah ketika dipakai untuk rute keluar kota, karena kecepatan maksimal hanya 92 km/jam. Saat melewati rute yang kosong dan lurus panjang, motor jadi terasa sangat pelan. Jadi lebih cocoknya memang untuk mobilitas dalam kota.
Oiya yang salut mesinnya memang halus, kecuali di 20-30 km/jam tadi. Sisanya sangat minim getaran. Pantas TVS sampai enggak perlu memasang bandul setang.
KONSUMSI BENSIN
Dengan karakter mesin yang kalem, berapa konsumsi bahan bakar rata-ratanya? Ternyata memang sangat irit!
Dipakai oleh tester dengan karakter cara bawa yang agresif, sering buka gas pol ketika jalan lancar, rata-rata dapat 53 km/liter! Sebuah angka yang tergolong mantap untuk skutik 125 cc.
Sebagai catatan tambahan, angka itu didapat baik lewat angka yang ditampilkan di spidometer, yang AFE, maupun diukur secara full to full.
Dengan kapasitas tangki 5,1 liter, berarti sekali isi bisa untuk menempuh jarak sekitar 270,3 km. Lumayan jauh ya! Kira-kira dari Jakarta bisa sampai Cirebon tanpa isi ulang.
Data Tes TVS Callisto 125:
0-60 km/jam: 7,62 detik
0-100 km/jam: -
0-201 m: 13,64 detik
0-402 m: 22,41 detik
Top speed di spidometer: 92 km/jam
Top speed di Racebox: 88,8 km/jam
Konsumsi bensin: 53 km/liter
Data Spesifikasi TVS Callisto 125:
Tipe mesin: Silinder tunggal, 4 langkah SOHC 2 katup, pendingin udara, injeksi
Diameter x langkah: 53,5 x 55,5 mm
Kapasitas mesin: 124,8 cc
Tenaga maksimal: 8,2 dk (6 kW) @7.500 rpm
Torsi maksimal: 10,5 Nm @5.500 rpm
Transmisi: CVT
Sistem starter: Elektrik Silent Start dan Kick starter
Rem depan: cakram 220 mm kaliper piston tunggal
Rem belakang: tromol 130 mm
Ban depan: 90/90-12 54J Tubeless
Ban belakang: 90/90-12 54J Tubeless
Tipe rangka: High Rigidity Underbone
Berat kosong: 109 kg
P x L x T: 1.852 x 691 x 1.168 mm
Jarak sumbu roda: 1.275 mm
Jarak terendah: 160 mm
Kapasitas tangki bensin: 5,1 liter
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Monotube Inverted Gas (MIG) dengan 3 tingkat setelan pre-load
Pengapian: ECU Controlled Ignition
Baterai: 12V, 4Ah MF Battery
Lampu depan: LED
Lampu belakang: Bulb with LED light guide
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR