Di sana, terdapat kontur jalan yang menurun dari arah Terminal Bawen sehingga berpotensi membahayakan kendaraan yang berhenti di lampu lalu lintas persimpangan itu.
“Sehingga nantinya tidak ada cross dan (exit tol) dipakai untuk keluar saja atau langsung belok kiri.
Untuk yang mau ke kanan, bisa disiapkan u-turn sehingga tidak ada persimpangan dan lampu merah,” imbuh Ngesti.
Sementara itu, untuk akses masuk ke Tol Yogya-Bawen atau Semarang-Solo, kendaraan direncanakan bisa masuk melalui exit tol yang baru.
Kendaraan dari arah Kota Salatiga maupun wilayah Tuntang akan melewati Terminal Bawen untuk menuju exit tol baru.
Meskipun demikian, Ngesti berharap nantinya akan ada pelebaran jalan dari Terminal Bawen menuju ke arah Pasar Pon Ambarawa.
“Perlu ada pelebaran jalan dari Terminal Bawen sampai dengan exit tol yang baru itu harus dilebarkan.
Harapan kita jadi tiga lajur, kanan kiri berarti enam lajur,” ungkap dia.
Lebih lanjut, exit tol baru tersebut diharapkan bisa mengakomodir kendaraan keluar ke dua akses, yaitu Jalan Raya Ambarawa-Magelang dan juga Jalan Raya Semarang-Solo.
Kendaraan yang hendak menuju arah Jalan Raya Semarang-Solo, bisa menggunakan jalan menuju arah Gembol.
“Yang arah Gembol, hanya untuk yang mau ke Apac Inti, lebih cepat situ jadi tidak harus mutar lewat terminal.
Sehingga ada yang ke kanan dan ada juga yang ke kiri,” lanjut Ngesti.
Dia juga berharap, proses pembebasan lahan warga terdampak tol yang saat ini masih berjalan bisa terus dilaksanakan dan segera selesai.
Kabag Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Semarang, Zaenal Arifin menambahkan bahwa pembebasan lahan dari titik pembangunan Tol Yogya-Bawen Seksi VI hingga exit tol dekat Pasar Pon Ambarawa sudah mencapai 85 persen.
“Sebenarnya ditargetkan Oktober 2024 bisa diresmikan oleh Presiden RI minimal untuk Seksi VI. Pencapaian pembebasan sudah lumayan tinggi tinggal pengerjaannya,” pungkasnya.
Baca Juga: Libur Telah Usai, Tarif Tol Ini Masih Dipenggal 20 Persen
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR