Otomotifnet.com - Viral kasus seorang polisi disebut bunuh diri di dalam Toyota Alphard.
Terbaru yang jadi sorotan adalah pelat nomor pada Alphard yang dibawa Brigadir Ridhal Ali Tomi tersebut.
Alphard tempat polisi Manado itu tewas sempat memakai pelat dinas DPR.
Namun saat olah tempat kejadian perkara (TKP), pelat itu berubah.
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI pun memastikan kalau pelat itu palsu.
Lantas siapa yang memalsukan pelat nomor itu dan siapa pemilik Alphard tersebut?
Diketahui, Brigadir Ridhal Ali Tomi tewas di dalam Alphard hitam pada Kamis (25/4/2024).
Ia tewas dengan luka tembak di depan rumah mewah, Jalan Mampang Prapatan IV, RT 10/2 Kelurahan Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan.
Kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi ini beru terungkap keesokan harinya (26/4/2024).
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan, Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga meninggal dunia karena bunuh diri.
Ditemukan luka di kepala dan bekas tembakan di atap mobil yang dikemudikan Brigadir Ridhal Ali Tomi.
“Kami bisa mengambil kesimpulan untuk sementara bahwa dugaan yang bersangkutan bunuh diri,” kata AKBP Bintoro dikutip dari Tribunnews.
Rekaman detik-detik Brigadir Ridhal Ali Tomi mengakhiri hidup juga terekam kamera CCTV.
Pada rekaman CCTV itu, terlihat Alphard hitam itu berpelat dinas DPR.
Ketua MKD DPR RI, Nazaruddin Dek Gam memastikan, mobil yang digunakan Brigadir Ridhal Ali Tomi bukan mobil anggota DPR.
"Itu mereka menggunakan pelat palsu, di DPR tidak ada nomor seperti itu," kata Nazaruddin dikutip dari Tribunnews.com, Senin (29/4/2024).
Menurutnya, pelat nomor itu palsu karena di mobil dinas DPR tidak ada yang menggunakan pelat nomor dengan angka 25.
Ia bahkan berniat menindaklanjuti persoalan pelat nomor palsu itu.
"Jadi jelas itu palsu, kami akan segera melaporkan ke kepolisian," katanya.
Sementara itu, saat olah TKP, pelat nomor Alphard itu berubah jadi B 1544 QH.
Bahkan terlihat mobil itu belum membayar pajak kendaraan.
Alphard hitam itu diduga milik pengusaha batu bara yang tinggal di rumah mewah tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal mengatakan, mobil itu milik kerabat Brigadir Ridhal Ali Tomi.
"Mobil milik kerabat yang bersangkutan yang tinggal di alamat TKP (tempat kejadian perkara)," kata Kombes Ade Rahmat Idnal.
Rumah itu diketahui milik pengusaha tambang, Indra Pratama.
Indra juga merupakan Ketua Gibran Center Jawa Timur.
"Yang saya dengar, selentingan saja kayak ajudannya lah, kasarnya penjaga begitu ya, dia bilang sih pengusaha batu bara," kata Ketua RT setempat, Daniah.
Indra Pratama pun membenarkan bahwa rumah TKP Brigadir Ridhal Ali Tomi tewas adalah miliknya.
Ia dan istrinya, Devi, sempat mendatangi RS polri pada Sabtu siang (27/4/2024).
Indra Pratama pun membantah kalau Brigadir Ridhal Ali Tomi bekerja sebagai pengawalnya.
Menurutnya, ia dan Brigadir Ridhal Ali Tomi hanya berhubungan sebatas teman.
"Kerabat juga bisa dibilang teman, suka datang ke rumah, ya sudah, kita juga kan enggak pernah menolak siapa pun yang mau datang," kata Indra dikutip dari Warta Kota.
Indra mengatakan, Brigadir Ridhal Ali Tomi sudah sepekan tinggal di rumahnya.
"Kurang lebih hampir seminggu, dia main tujuannya," kata dia lagi.
Sementara itu, istri Brigadir Ridhal Ali Tomi, Novia Husain mengatakan kalau suaminya ke Jakarta untuk mengawal polwan.
“Saya tahu bosnya itu Polwan, yang bawa dia ke Jakarta, cuma saya tidak mau menyebutkan namanya mohon maaf,” jelas Novita lagi.
Novita pun membantah kalau suaminta tewas karena bunuh diri.
Brigadir Ridhal Ali Tomi meninggalkan istri dan tiga anak yang masih kecil-kecil.
Baca Juga: Kades dan Komplotan Timpuk Bom Molotov ke Posko Caleg, Beraksi Bak Mafia Naik Toyota Alphard
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR