Perangkat tersebut bisa dibilang sebagai sensor, namun sebenarnya hanya variable resistor sederhana.
"Begitu permukaan BBM naik maka nilai tahanan akan berubah sehingga akan mengubah tegangan listrik yang menuju ke speedometer atau tepatnya ke indikator BBM, nah tahanan ini bisa rusak," ucap Hardi.
Selain rusak, Hardi juga mengatakan pembersihan bisa dilakukan sebagai langkah awal sebelum menggantinya karena harganya cukup mahal.
"Misal resistornya tertutup kotoran maka pembacaan nilai tegangan bisa terganggu, jika dibersihkan membuatnya normal kembali ya tidak perlu diganti, namun bila sudah tidak tertolong maka wajib diganti," ucap Hardi.
Hardi mengatakan beberapa jenis mobil tersedia perangkat fuel sender-nya saja di pasaran, namun tidak sedikit juga yang dijual satu set bersama dengan fuel pump assy sehingga harganya jauh lebih mahal.
"Harganya mulai Rp 350.000 sampai sekian juta rupiah untuk penggantian perangkat ini, karena seperti mobil X-Trail atau Serena tidak tersedia fuel sender-nya saja, bila ganti ya satu set dengan pompa dan filternya," ucap Hardi.
Risiko bila indikator BBM selalu berada pada posisi penuh adalah mogok akibat kehabisan BBM di perjalanan.
Sehingga, perbaikan sebaiknya segera dilakukan.
"Sebenarnya ada kemungkinan kerusakan lain seperti speedometernya eror, rangkaian kelistrikannya tidak baik dan sejenisnya, konsumen bisa melakukan pemeriksaan ke bengkel," ucap Hardi.
Baca Juga: Wajib Tahu, Bensin Masih Sisa Segini Saat Indikator BBM Mobil Menyala
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR