Berdasarkan grafik dyno, torsi pada T-Mode lebih cepat terasa pada putaran bawah, bedanya ada sekitar 500 rpm untuk mendapat torsi yang sama. Begitu pula dengan tenaganya yang keluar lebih dahulu.
Namun, di atas 4.500 rpm atau hampir 5.000 rpm, tenaga S-Mode langsung melonjak terus sampai peak power, mengalahkan T-Mode.
Hasil dyno tersebut selaras dengan masing-masing mode yang memang diperuntukkan untuk kegiatan riding yang berbeda.
T-Mode diproyeksikan untuk berkendara di dalam kota yang lebih banyak stop & go, atau berjalan santai. Sehingga tenaga dan torsinya difokuskan pada putaran bawah.
Sementara itu S-Mode cocok untuk berkendara jarak jauh atau butuh tenaga pada putaran yang lebih tinggi. Seperti berakselerasi di kecepatan sedang, atau menyalip kendaran lain.
Lewat dyno saja, langsung ketahuan kan perbedaan kedua riding mode! Yang pasti keduanya disesuaikan untuk gaya berkendara yang berbeda, jadi seperti punya dua mesin dalam satu motor deh!
Baca Juga: Tanpa Roller, CVT NMAX Turbo Tetap Bisa Kerja, Rahasianya Teknologi Ini
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR