Utamanya jika posisi duduknya mentok ke belakang. Padahal dites oleh pengendara berpostur 173 cm 65 kg.
Kalau mau kaki lebih menapak, duduknya harus geser ke depan.
Oiya joknya memang tipis, namun karena lebar membuat pantat jadi tak terasa lekas pedas, apalagi bahan kulitnya juga lentur.
Baca Juga: Mesinnya Sama Persis, Kenapa Top Speed Stylo Kalah Dari Vario 160? Ini Analisanya
Namun sayangnya karakter suspensi belakang bawaan Lexi LX 155 cenderung keras, khususnya jika dipakai berkendara sendirian.
Meski yang tipe Connected-ABS sudah pakai yang dilengkapi sub-tank.
Jadi, ketika melindas polisi tidur, sambungan jalan beton atau lubang, sebaiknya jalan perlahan saja daripada pinggang jadi sakit.
Rasa keras itu utamanya kalau suspensi mengayun banyak, karena kalau gundukan atau lubangnya enggak dalam, masih cukup nyaman.
Sementara untuk suspensi depan karakternya cenderung empuk.
Malah kalau kena gundukan tinggi dan dilibas dalam kecepatan tinggi, akan mudah mentok.
Baca Juga: Stylo 160 dan Grand Filano Diadu Akselerasi, Ternyata Bedanya Sejauh Ini
Keunggulan berikutnya dari Lexi LX 155 adalah penggunaan ban yang relatif ramping, depan 90/90-14 dan belakang 100/90-14.
Jika dilihat memang tampak kurang imbang dengan bodinya yang lebar.
Namun justru memberikan rasa berkendara yang sangat ringan dan lincah.
Untuk selap-selip di kemacetan atau melibas tikungan terasa sangat mudah.
Apalagi bobot motornya hanya 116-118 kg. Maxi Yamaha teringan!
Catatan berikutnya dengan ground clearance hanya 135 mm, ternyata ketika melewati polisi tidur yang tinggi, bagian bawah dek jadi sering gasruk.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR