Iwata - Untuk bisa bersaing manusia tak bisa lepas dari kata kreatif. Hilang sedikit saja kreatifitas dalam bidang yang digeluti, mungkin akan membuat kalah dalam persaingan. Nah, hal inilah yang coba ditonjolkan Yamaha untuk meningkatkan produktifitasnya. Yamaha Motor Co Memiliki filosofi “Kando” kreatif yang menjadi dasar dalam membangun perusaahan dan membuat produk Yamaha yang di sebar di seluruh dunia dengan hasil kelas wahid.
“Dalam mengembangkan seorang teknisi mesin yang profesional, Dimulai dari bagaimana memanajeman skill. Diharapkan pengetahuan yang mumpuni dapat mengahasilkan seorang teknisi yang kompeten dan berkualitas,” ujar Nobuya Hideshima, Director and Managing Executif Officer, Chief General Manager of CS Center Yamaha Motor Co, Ltd.
Posisi manusia juga diperhatikan saat merakit motor
Ini terlihat saat OTOMOTIF mengunjungi pabrik Yamaha yang terletak di Iwata City, Shizouka (29/9). Sangat serius dalam membentuk orang-orang kreatif. Mulai dari tenaga ahli bidang mesin, pembuatan pabrik yang makin efisien dan hemat energi, serta didukung oleh pemikiran marketing yang pas untuk memberikan kepuasan produk Yamaha di dunia.
Yamaha Motor telah melakukan pergeseran dari sebelumnya model operasional “market size dependent” ke model operasional “titik impas”. Fokusnya meminimalkan investasi, tenaga kerja, biaya operasional dan persediaan di pabrik. “Pada tahun 2012, kami telah melakukan konsolidasi 12 pabrik kami di jepang menjadi 9 pabrik.
Di pabrik utama kami di Iwata, salah satunya telah terintegrasi dari berbagai fungsi manufaktur motor yang sebelumnya terbagi atas beberapa pabrik terpisah. Konsolidasi ini didasarkan pada sistem teori produksi berbasis nilai. Mempunyai luas 534,101 m2 dan karyawan kurang lebih 10.000, selain memproduksi motor, mesin mobil, motor listrik Yamaha juga merakit produk-produk rumah tangga.
Yang paling baru dalam sistem perakitan motor ini adalah “theoretical value based production”. Bagaimana memaksimalkan posisi manusia pada saat mengerjakan salah satu komponen motor secara cepat dan bergantian. Bagaimana mengidentifikasi komponen yang akan dipasang tanpa melakukan kesalahan sedikitpun.
Menariknya, posisi manusia mulai dari jarak pandang, tinggi badan, lebar badan dan jangkauan sangat diperhatikan dalam merakit komponen motor.
Pit stop terakhir, sebelum dikirim ke seluruh dunia
OTOMOTIF memasuki area perakitan model MT-09 yang akan dipasarkan di Eropa. Mulai dari perakitan mesin yang terdiri dari, assembly 1 melakukan pengerjaan nomor mesin, assembly 2 perakitan mesin, assembly 3 cek performance mesin.
Lalu ada perakitan bodi. Mesin MT-09 yang sudah di rakit di pindah ke line body dan siap di pasang. Sebelum memasang mesin pada frame/rangka motor beberapa bagian bodi sudah terpasang terlebih dahulu, seperti tangki bahan bakar, suspensi, sistem pengereman , roda dan lain-lain.
Setelah mesin dan bagian bodi terpasang , unit motor akan di lakukan pengecekkan terakhir (final inspection). Di antaranya, pengecekkan lampu dan transmisi. Saat mencoba performa mesin terlihat jarum spidometer mencapai ke angka 120 km/jam.
Nah, pada saat inilah terlihat konsep “theoretical value based production” dapat berjalan dengan baik, buktinya sangat menakjubkan untuk merakit unit Moge MT-09 di butuhkan waktu sekitar 15 – 40 menit, tergantung model. Oh iya.. dalam satu hari dalam proses ini bisa menghasilkan 200 unit motor. (motor.otomotifnet.com)